BONTANG – Musibah kebakaran menjadi momok bagi masyarakat Bontang. Bagaimana tidak, dalam kurun waktu dua bulan si jago merah sudah melalap tiga lokasi. Yakni Kawasan Prakla, satu rumah di RT 25 Kelurahan Tanjung Laut, serta tiga rumah di Jalan RE Martadinata, Kelurahan Loktuan.
Melihat peristiwa ini, Wakil Ketua DPRD Faisal mengatakan, perlu adanya bentuk pencegahan. Salah satunya dengan melakukan peremajaan instalasi listrik. Mengingat beberapa rumah warga instalasinya tak sesuai dengan standar. Bahkan masih banyak pula yang belum mengantongi sertifikasi instalasi listrik.
“Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bontang, bahwa kebakaran paling banyak disebabkan instalasi listrik. Ini perlu dicegah,” kata Faisal di sela-sela rapat dengar pendapat dengan PT PLN, belum lama ini.
Hal ini diperparah dengan kondisi hunian yang berbahan dasar kayu di beberapa tempat. Sehingga api mudah menyambar rumah warga lainnya. Politisi Partai NasDem ini meminta, agar pemerintah bukan fokus pada bantuan terkait atap, dinding, dan lantai saja. Melainkan aspek kelistrikan juga dapat dijadikan obyek bantuan.
Namun bila itu tak diperbolehkan, maka solusinya ialah menggandeng perusahaan yang ada di Bontang. Sehingga pembiayaannya dapat bersumber dari dana Corporate Social Responsibility (CSR).
“Secara teknis merupakan bagian dari PLN, sementara perusahaan lain membantu pembiayaannya,” ujarnya.
Faisal juga menyebut daerah pesisir juga membutuhkan sarana penanganan musibah kebakaran. Berbentuk hidrant kering yang diletakkan di beberapa sudut lokasi. Mengingat kendaraan pemadam kebakaran tidak dapat masuk kawasan. Nantinya mobil pemadam sifatnya penyuplai air dari luar area.
Sementara Manajer Area PT PLN Bontang Alimuddin menyetujui program yang diusulkan tersebut. Sehubungan masih banyaknya kabel yang semrawut, sehingga berpotensi terjadinya korsleting listrik. Mengenai pembiayaan, ia mengaku siap untuk melakukan koordinasi sebelum program ini dijalankan.
Dikatakannya, saat ini PT PLN fokus terhadap penggantian tiang listrik yang berbahan dasar kayu. Di antaranya di lokasi Kampung Selambai dan Bontang Kuala. Mengingat kondisi anggaran, maka program dari PLN pun dilakukan secara bertahap.
“Saya melihat sudah banyak kabel yang kandas di atap rumah warga. Memang diperlukan penggantian tiang, kabel, dan titik kontak yang ada di alat pengukur dan pembatas (APP),” ujar Alimuddin. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post