Wabah virus covid-19 menjadi ancaman yang mengerikan. Social distance pun dikumandangkan Pemkot Bontang menanggapi kasus kejadian luar biasa (KLB). Sebab hingga kini satu warga Kota Taman yang dinyatakan positif.
ADIEL KUNDHARA, Bontang
PENGORBANAN tenaga medis dalam menangani pasien yang terpapar virus korona wajib mendapat dukungan. Pasalnya, tidak menutup kemungkinan risiko justru menyerang dirinya sendiri. Bagaimana kisah tenaga medis Bontang dalam berperang melawan virus asal Wuhan, Tiongkok, ini. Simak wawancara Kaltim Post (induk bontangpost.id) bersama dokter umum RSUD Taman Husada Dimas Satrio Baringgi
Mulai kapan mendapat tugas penanganan covid-19?
Kami memulai tugas pada 13 Maret. Kalau perasaan saya pastinya kaget. Tetapi karena sebagai tim dokter yang ditunjuk oleh pihak rumah sakit, saya tetap harus siap. Selain saya, ada empat dokter lain yang masuk dalam tim penanganan covid-19. Semuanya laki-laki.
Skema tugas pemantauan tim ini seperti apa?
Kami di sini dokter dan perawat dalam satu tim. Sistem kerjanya dibagi dalam sif. Sif pagi mulai pukul 07.30-14.30, sif sore 14.30-21.30, sif malam 21.30-07.30. Jadi alur sifnya tiap dokter itu pagi-sore-malam-libur-libur. Artinya ada dua hari libur tugas. Dan semua dokter menangani pasien positif korona. Termasuk menangani yang statusnya orang dalam pemantauan (ODP). Kami memantau dari ruangan perawat. Kami memasuki ruang isolasi hanya pada saat-saat tertentu. Misalnya mengganti infus atau menyuntikkan obat. Pengaturan sif ini untuk mengurangi kelelahan dari tiap anggota tim. Sebab kami harus tetap menjaga kesehatan kami ditengah merawat pasien.
Apakah dua hari waktu istirahat itu cukup?
Cukup. Meskipun pada hari libur itu kami tetap standby statusnya. Sebab apabila teman yang sedang tugas membutuhkan bantuan karena membludaknya pasien, kami harus siap dipanggil.
Apakah ada perasaan takut, mengingat penyakit ini belum ada obatnya?
Dalam hati sebagai manusia biasa pasti ada rasa takut. Apalagi kami dibekali alat pelindung diri (APD) yang minim.
Awalnya satu pasien Bontang dan satu dari rujukan Kutim keluhannya apa? Hingga akhirnya dinyatakan positif terpapar korona?
Keluhan pasien rata-rata batuk dan demam. Tapi ada pasien yang tidak ada gejala apa-apa. Untuk penanganan kami berikan obat-obatan sesuai dengan gejala pasien. Misalnya demam kami berikan obat demam, batuk kami berikan obat batuk. Tentunya kami berikan obat-obat sesuai yang direkomendasikan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Obat spesifikasi covid memang belum ada.
Sejauh ini bagaimana kondisi kedua pasien itu?
Kondisinya stabil. Artinya tanda vital pasien bagus, suhu badan, tekanan darah, nadi, frekuensi napas normal. Mereka tidak ada keluhan sesak. Batuknya masih ada, tapi sudah berkurang dibandingkan awal.
Bagaimana kondisi ruang isolasi rumah sakit?
Kondisi ruang isolasi tidak seperti yang dibayangkan orang banyak. Kondisinya sama seperti ruang rawat inap biasa. Hanya memang tidak ada yang boleh masuk kecuali petugas. Apabila masuk pun memakai APD lengkap. Pasien bisa melakukan aktivitas biasa. Bahkan kedua pasien di dalam yang sedang dirawat tampak saling ngobrol.
Sehari tiap dokter berapa kali masuk ruang isolasi?
Berapa kalinya tidak tentu. Bisa cuma sekali.
Apa benar petugas medis yang menangani pasien korona harus menjalani karantina?
Tenaga medis yang merawat dan kontak dengan pasien positif Covid-19 sesuai dengan protokol dari Kemenkes wajib dikarantina di rumah sakit selama 14 hari. Kami tetap boleh keluar kamar untuk melakukan pelayanan terhadap pasien kornan, baik di Poli Covid-19 Center maupun ruangan isolasi dan ruang perawatan ODP.
Artinya dokter tidak bertemu dengan keluarga?
Benar. Berat rasanya berpisah dari keluarga. Apalagi di tengah wabah seperti ini. Saya tidak bisa mengontrol kondisi keluarga di rumah secara langsung. Harus memberikan pengertian ke keluarga tentang tugas ini.
Bagaimana cara mengobati rasa kangen dengan keluarga?
Saya biasanya menelepon atau video call sekali sehari minimal. Hanya itu yang bisa dilakukan.
Selama masa karantina bagaimana dengan pemenuhan gizi dan pemberian vitamin?
Untuk support makanan, kami di sini alhamdulillah sangat tercukupi. Banyak dari pihak perusahaan di Bontang memberikan makanan dan minuman seperti susu di tiap sif. Ada juga dari masyarakat umum yang turut peduli sama kami dengan memberikan makanan. Mengenai vitamin kami sudah diberikan pihak rumah sakit dan sangat cukup.
Ada imbauan kepada masyarakat di tengah masa social distancing ini?
Kami meminta bantuan dan dukungannya untuk tetap di rumah saja. Tidak keluar rumah kalau tidak sangat penting. Lakukan pola hidup sehat. Makan-makanan yang bergizi. Konsumsi vitamin C. Rajin mencuci tangan. Lakukan social distancing dengan menjaga jarak dengan orang lain. Segera melapor apabila ada riwayat dari luar kota dan memeriksakan diri ke Covid Center apabila ada gejala. (rom/k16/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post