Pemerintah melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kutim mengadakan perlombaan permainan tradisional, sebagai upaya mengingatkan kembali kepada masyarakat daerah.
Permainan tradisional saat ini mulai tergeser dengan permainan modern, terlebih gadget yang dianggap sangat mempengaruhi. Sehingga permainan tradisional asli Indonesia yang dinilai penting ini mulai punah.
“Permainan tradisional memiliki nilai-nilai edukasi yang tinggi. Itu merupakan cikal bakal prestasi, sehingga harus terus digalakan di sini,” ujar Kabid Pembudayaan Olahraga Dispora Kutim Adiludin.
Lelaki yang juga menjabat Koordinator Bidang Permainan Tradisional ini menegaskan, permainan tradisional itu sengaja dilombakan untuk memberi ruang bagi warga Kutim, dalam menyalurkan hobi permainan jaman dahulu.
“Lomba ini merupakan salah satu rangkaian HUT Kutim. Tidak hanya anak, bahkan masyarakat yang sudah dewasa juga sudah tidak memainkannya lagi,” tuturnya.
Ada tiga kategori perlombaan yang dipertandingkan, yakni permainan Cina Boy, Asen Jaga dan Patok Lele. Permainan tersebut diikuti sekira 53 tim yang terdiri dari umum, pelajar, OPD di lingkungan pemkab, maupun TNI Polri kelas putra dan putri.
“Dasar permainan tradisional ini mulai berkurang diminati, karena jarang dilaksanakan. Sehingga kami adakan untuk mengangkat kembali permainan tradisional yang mulai ditinggalkan,” pungkasnya.
Ia berharap permainan tersebut dapat terus dilaksanakan. Agar terus berkontinyu dan mengajak generasi penerus supaya lebih mengenal dan terjaga di masa mendatang.
“Saya ingin melestarikan budaya ini, agar anak cucu tetap tahu,” harapnya. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post