bontangpost.id – Perencanaan menjadikan bendungan di Marangkayu dan void (bekas galian) tambang sebagai alternatif air baku masih terus digarap. Jika sesuai rencana, bendungan dan void ini akan selesai pada 2027.
Dirut Perumda Tirta Taman Bontang Suramin menuturkan bahwa DED (Detail Engineering Desain) dan studi LARAP bendungan di Marangkayu sudah rampung. Dengan demikian berlanjut ke prosedur pendanaan.
“Pendanaan akan dibagi ke pemerintah pusat, provinsi, dan kota. Untuk void tambang masih di tahap DED dan studi LARAP. Jadi kedua rencana ini semuanya sedang berprogres,” tuturnya, Senin (27/3/2023).
Meski masih dalam tahap DED dan studi LARAP, void tambang berpotensi selesai lebih cepat. Mengingat void tersebut sudah terisi air.
Sebagai informasi, void yang digunakan adalah void tambang yang sudah tidak dioperasikan selama lebih dari 10 tahun. Dengan demikian sudah ada tampungan dari mata air dan air hujan.
“Ada 6 void, yang dilakukan kajian 3 void. Untuk sementara 2 void yang dipakai,” katanya.
Berdasarkan kajian kualitas air baku, air void tambang sudah memenuhi persyaratan. Bahkan katanya, pengkajian kualitas air tidak hanya dilakukan Perumda Tirta Taman. Pengkajian juga dilakukan oleh pihak provinsi.
Sementara itu, target kapasitas void tambang ialah 150 liter per detik. Sedangkan bendungan Marangkayu berkapasitas 200 liter per detik. Selain itu dari kedalaman 35 meter void, yang layak digunakan hanya sekitar 10-15 meter dari permukaan.
Air dari bendungan Marangkayu akan diperuntukan untuk wilayah Kutai Kartanegara dan Bontang. Sedangkan void tambang untuk wilayah Kutai Timur dan Bontang.
“Jarak dan panjang pipa dari void tambang belum bisa dipastikan. Tapi yang dari Marangkayu sekira 70 kilometer,” tambah Suramin.
Menurutnya, jika bendungan dan void sudah bisa terwujud, artinya minus air sudah bisa tertutupi bahkan sampai ke jangka menengah. (*)