JALAN menuju Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto di Samarinda, tak berhenti menjadi sorotan. Selain sempit, macet dan banjir kerap menjadi masalah. Kini, ada jalur alternatif yang telah disiapkan Pemkab Kukar menuju bandara. Jalur ini bahkan disebut-sebut turut membuka ruang investasi dan mendongkrak perekonomian di enam kota sekaligus.
Sejak diresmikan Gubernur Awang Faroek Ishak periode 2008-2018 tahun lalu, Bandara APT Pranoto belum juga memiliki akses jalan yang layak. Terlebih lagi, saat memasuki cuaca ekstrem yang kerap melumpuhkan akses menuju lapangan terbang yang disebut-sebut bakal meningkatkan perekonomian sejumlah daerah di Samarinda dan sekitarnya.
Tak hanya ada di sisi Samarinda, jalur alternatif menuju bandara, ternyata sudah lama disiapkan Pemkab Kukar. Yaitu melalui Desa Manunggal Jaya, Kecamatan Tenggarong Seberang yang berbatasan langsung dengan Desa Batu Cermin, Samarinda. Berdasarkan analisa Dinas PU Kukar, jalur ini bisa memangkas waktu tempuh hingga lebih dari setengah jam.
Jalur ini juga rata-rata berada di kawasan dataran tinggi, serta berada di daerah pengembangan. Selain bebas banjir, potensi kemacetan di jalur ini juga sangat kecil. Dengan menggunakan sepeda motor, awak media Kaltim Post belum lama ini menyambangi satu per satu jalur alternatif tersebut.
Semula, garis start ditempuh dari Kantor Bupati Kukar di Tenggarong melalui Jembatan Kukar hingga menuju Simpang Tiga Pos Lembuswana. Jalur ini ditempuh dengan jarak sekira 14,9 kilometer dalam kondisi badan jalan semen yang mulus.
Selanjutnya, jalan milik Pemprov Kaltim di kawasan L2 atau Desa Manunggal Jaya yang kondisinya masih berlubang ditempuh sepanjang 6 kilometer. Kerusakan jalan pada akses ini disebut-sebut akibat lalu lalang truk bermuatan besar dengan tonase melebihi kemampuan beban jalan.
Setelah melewati kantor Camat Tenggarong Seberang, sekitar 700 meter kemudian terdapat jalan simpang empat menuju permukiman warga. Jalur di sebelah kanan inilah yang menjadi cikal bakal jalur alternatif menuju Bandara APT Pranoto di Samarinda. Jalan milik Pemkab Kukar ini tampak mulus dengan panjang 3,1 kilometer.
Setelah jalan itu, perbedaan mencolok begitu tampak. Pasalnya, akses jalan berikutnya di Desa Batu Cermin masih berbentuk tanah. Belum bisa dilalui mobil. Terlebih lagi jika jalur ini baru diguyur hujan. Padahal, badan jalan dengan rata-rata 15-20 meter sudah tampak menggiurkan.
“Hanya sekitar 3 kilometer saja lagi di Desa Cermin. Badan jalan sudah ada, jika ini mulus, maka akan membuka akses jalan ke Samarinda hingga Bandara APT Pranoto,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar Muhammad Yamin, Senin (18/2).
Semula, jalur ini dibangun Pemkab Kukar untuk menghubungkan Kecamatan Muara Badak menuju Tenggarong. Belakangan, pada sisi Desa Manunggal Jaya yang berbatasan dengan Desa Batu Cermin, ternyata juga terkoneksi dengan Desa Batu Besaung yang menuju langsung ke Sungai Siring hingga Bandara APT Pranoto.
“Kalau badan jalan di Desa Batu Cermin ini selesai, maka tidak hanya Kukar dan Samarinda yang merasakan dampak positifnya. Tetapi juga Kubar, Mahakam Ulu, Kutai Timur, dan Bontang. Selain itu, jalur ini juga bebas banjir dan macet. Saya menaruh harapan Pemprov bisa mendorong akses ini,” kata imbuh Bupati Kukar Edi Damansyah.
Diketahui, Kecamatan Muara Bengkal dan Muara Ancalong saat ini menggunakan jalan provinsi yang melewati Tenggarong Seberang untuk menuju Sangatta, pusat Kabupaten Kutim. Jalur ini pun menjadi pendekat antar-kecamatan tersebut.
Anggota DPRD Kukar Alif Turiadi juga menyebut jika semula jalur tersebut hendak dibangun sendiri oleh Kukar. Namun ternyata, saat penentuan tapal batas wilayah, ternyata sekitar 3 kilometer yang tersisa masuk dalam wilayah Desa Batu Cermin Samarinda. Ia telah menyampaikan kondisi tersebut kepada pihak Pemprov Kaltim. Lantaran akses jalan ini diyakini tidak hanya sebagai jalan alternatif, melainkan jalur utama bagi sejumlah masyarakat yang hendak ke APT Pranoto.
Anggota DPRD Kaltim Dapil Kukar Baharudin Demmu juga menyebut pihaknya telah berjuang mendapatkan anggaran jalur L2 menuju Desa Tanah Datar, Kecamatan Muara Badak. Tahun ini, melalui bantuan keuangan (Bankeu) provinsi, sebesar Rp 23 miliar dikucurkan. Namun anggaran tersebut, belum termasuk jalur di Desa Batu Cermin yang menghubungkan ke Ring Road Desa Batu Besaung hingga Bandara APT Pranoto.
Iming-Iming Prioritas
Gubernur Kaltim Isran Noor saat ditemui Kaltim Post mengatakan akses jalan di Desa Batu Cermin menjadi salah satu prioritas Pemprov Kaltim. Hanya, kata dia, pihaknya masih berupaya mendorong pemerintah pusat menurunkan anggaran jalan tersebut. Pasalnya, jalan tersebut merupakan akses menuju aset vital nasional berupa Bandara APT Pranoto.
Ia juga mengatakan, prosesnya saat ini juga sedang dipertimbangkan, terkait kemungkinan jalan tersebut menjadi status jalan nasional. Hal ini kaitannya juga sebagai akses jalan yang menuju aset vital nasional, yaitu bandara. Supaya perolehan kucuran APBN juga bisa membantu percepatan jalan tersebut.
“Besar itu jalannya nanti. Dua jalur dengan median jalan di tengahnya. Itu mungkin bisa jadi jalan nasional nantinya,” tuturnya.
Kasubbid Prasarana Wilayah Bappeda Kaltim Ahmad Muzakir Hidayat mengatakan, akses jalan tersebut masih dalam proses identifikasi lahan ulang. Secara teknis, kata dia hal tersebut ditangani oleh Dinas PU Kaltim. Terkait peningkatan jalan, ia menyebut hal itu tak menutup kemungkinan terjadi. Bahkan, dalam perencanaan di Bappeda Kaltim, ia turut memastikan bahwa akses jalan tersebut merupakan prioritas Pemprov Kaltim.
Kaltim Post lalu menyusuri kembali akses jalan tersebut dari Desa Batu Cermin. Sepanjang sekitar 8 kilometer, dari simpang tiga Batu Besaung-Batu Cermin telah mulus. Di ujung jalan cor semen, menuju jalan pendekat ring road Desa Batu Besaung jaraknya hampir 3 km dengan badan jalan tanah.
Awak Kaltim Post pun berhasil menemui Subandi, ketua RT 7 Desa Batu Besaung. Ia beserta warga setempat tampak antusias menceritakan upaya masyarakat mendorong percepatan pembangunan jalan Tenggarong Seberang menuju Desa Batu Cermin di Samarinda itu. Ia menyebut sudah lama mengawal proses pembebasan lahan hingga terbukanya badan jalan yang ada.
“Lahan di sini sudah bebas semua. Tidak ada lagi masalahnya, karena masyarakat semua sangat mendukung adanya jalan ini. Tinggal ditingkatkan saja lagi. Jadi tidak ada lagi lahan yang menjadi masalah,” ujarnya.
Beserta sejumlah warga, Subandi menunjukkan titik persimpangan serta jalur menuju Bandara APT Pranoto. Warga bahkan menyebut ada beberapa lahan yang sengaja dihibahkan sebagai bentuk dukungan masyarakat kepada pemerintah. “Kalau pun ada masalah, yang kecil-kecil saja lagi. Itu pun sudah selesai semua. Kami sangat menunggu sekali jalur ini selesai,” kata Subandi. (qi/ndu/k15/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post