SAMARINDA–Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto terus berbenah. Lapangan terbang di utara Samarinda itu pun jadi primadona masyarakat di beberapa kota/kabupaten di Kaltim. Walhasil, jumlah penumpang terus meningkat. APT Pranoto pun dilirik untuk rute internasional.
Maskapai Air Asia telah melakukan komunikasi kepada pengelola Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) APT Pranoto untuk membuka rute Samarinda-Kuala Lumpur. Kepala UPBU APT Pranoto Dodi Dharma Cahyadi membenarkan penjajakan tersebut.
“Keinginan Air Asia itu karena Samarinda kota penyangga IKN (ibu kota negara), dan banyak faktor lain,” ucapnya.
Jika nanti penerbangan dari dan ke Kuala Lumpur diwujudkan, artinya diperlukan petugas, alat, dan ruang imigrasi. Kepala Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Kaltimra Yudi Kurniadi mengatakan, pada dasarnya, pihaknya siap saja jika nantinya Bandara APT Pranoto memerlukan keimigrasian. Dia pun mendukung hal tersebut, apalagi Samarinda sebentar lagi bakal jadi kota penyangga IKN. Mobilitas masyarakat bakal semakin tinggi. Baik masyarakat Samarinda dan sekitarnya yang hendak keluar daerah, maupun pengunjung yang akan ke Samarinda dan sekitarnya.
“Tetapi, sebelum itu semua ya harus ada perbincangan dahulu dengan semua pihak terkait. Namun, sejauh ini belum ada perbincangan atau surat yang masuk ke saya,” ucap Yudi.
Terang Yudi, mengadakan konter imigrasi bukan hal sederhana. Sebab, semuanya harus jelas ditentukan. Mulai tata letak konter pemeriksaan imigrasinya, alat pemeriksa, dan sebagainya. Maka itu, perlu rapat komprehensif. Namun, pihaknya selalu mendukung.
Sementara itu, di sisi lain pihak APT Pranoto terus berbenah. Sempat beberapa kali ditutup sehari dua hari karena perbaikan di landasan pacu dan sebagainya, kini bandara ditutup lagi 25 hari hingga 15 Desember.
Sebab, ada peningkatan struktur taxiway sepanjang 100 meter. Kemudian, pemasangan air field lighting (AFL) system atau lampu runway termasuk lampu-lampu di sekitar apron dan taxiway. Dua pekerjaan tersebut bersumber dari dana APBD dan APBN.
Setelah perbaikan dan pemasangan lampu ini, alat navigasi penerbangan pada malam hari bisa dipasang dan penerbangan malam hari bisa dilakukan. Namun, tidak langsung. Sebab, 2020 diperkirakan alat navigasi baru dipasang.
“Setelah lampu dipasang, dan alat navigasinya lengkap sudah ada, baru kita akan merevisi atau me-review jam operasi bandara yang sebelumnya hanya sampai pukul enam sore. Mungkin dikaji lagi, kalau sebagai gambaran, di Berau itu sampai pukul delapan malam, Balikpapan kalau enggak salah sampai pukul 10 malam. Belum 24 jam. Kecuali berdasarkan request dan kesiapan SDM (sumber daya manusia) juga fasilitas navigasi semuanya terpenuhi, baru bisa dilaksanakan,” kata Kasi Pelayanan dan Operasi Bandar Udara APT Pranoto Rora Adian sebelumnya. (nyc/dwi/k8/prokal)
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Saksikan video menarik berikut ini:
Komentar Anda