SAMARINDA – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda tampaknya harus lebih gencar sosialisasi terkait relokasi warga di bantaran sungai karang mumus (SKM). Terlebih, bagi relokasi ke rumah hunian murah (rusunawa) yang terletak di Bengkuring dan Loa Janan Ilir. Pasalnya hingga kini perumahan murah yang disediakan pemerintah itu belum juga dilirik.
Direktur Utama Perusahaan Daerah Pergudangan dan Aneka Usaha (PDPAU) Samarinda, M Fadli mengatakan, dari total 70 kamar yang tersedia di rusunawa, semua penghuninya merupakan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Terlebih yang berada di Samarinda Seberang, bisa dikatakan sudah penuh.
“Satu lantai kami siapkan kurang lebih 16 kamar untuk relokasi warga SKM. Tapi sampai sekarang memang belum ada yang menghuni,” tutur dia kepada Metro Samarinda, Jumat (26/10) kemarin.
Sedangkan untuk masalah relokasi, pihaknya juga masih menanti dari Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim) Samarinda.
Untuk diketahui, secara umum variasi harga sewa di rusunawa memiliki perbedaan Rp 30 ribu per lantainya. Dengan harga harga Rp 500 ribu – Rp 600 ribu. Semakin tinggi lantainya, maka semakin murah harga sewa yang akan didapatkan.
Sebelumnya, Kepala Disperkim, Dadang Airlangga mengatakan, hingga kini masih melakukan sosialisasi dan pembenahan. Khusus untuk perumahan selain rusunawa, seperti yang berada di Handil Kopi pihaknya sedang dalam pengalihan aset menjadi milik pemkot. Sebab, tak ingin aset tersebut hilang apabila disewakan kepada warga.
“Untuk saat ini, itu yang kami kerjakan. Yakni proses legalisasi dari Disperkim ke bidang aset BPKAD (Badan Pengelola dan Aset Daerah, Red.). Setelah bagian aset mengevaluasi baru serah terima. Jika ada kerusakan, akan kami perbaiki. Selain itu, melengkapi fasilitas instalasi listrik dan air, juga melengkapi bangunan dengan sertifikat tanah,” ucapnya. (*/dev)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post