BONTANG–Proyek pengerjaan penggalian pipa PDAM Tirta Taman juga menuai sorotan. Wakil rakyat pun ikut bersuara dengan mengkritik teknis pengerjaan yang dilakukan pihak kontraktor.
Ketua Komisi III Amir Tosina menyebut teknik pengerjaan yang dilakukan oleh kontraktor salah. Sebab, pengerukan tepi jalan untuk lokasi pemasangan pipa seharusnya secara bertahap. “Ini tidak seluruhnya digali terus baru dilakukan pemasangan,” kata Amir.
Menurut dia, sebelum digali pun material pipa wajib telah ada. Kemudian, penggalian dilakukan sekitar 50 meter. Dengan pemberian jeda untuk proses penyambungan selanjutnya.
“Setelah pasang langsung timbun dan rapikan supaya terlihat rapi. Ini tidak seperti itu justru merusak keindahan kota,” ucapnya.
Penggalian panjang ini mengakibatkan pengguna jalan terganggu. Sebab, ruas jalan menjadi sempit. Belum lagi, beberapa warga mengeluhkan kendaraannya sempat terperosok dalam lubang galian. Mengingat, cuaca di Kota Taman akhir-akhir ini turun hujan.
“Ada warga yang roda kendaraannya masuk lubang galian dan terselip. Ini imbas dari teknik pengerjaan kontraktor yang kurang tepat,” keluhnya.
Selain itu, pemotongan aspal yang dilakukan dengan ekskavator dianggap kurang tepat. Sebab, kendaraan alat berat itu justru membuat bekas pemotongan tidak rapi. Politikus Partai Gerindra ini menuturkan seharusnya kontraktor menggunakan mesin concrete cutter (pemotong aspal).
“Saya lihat galian harus pakai cutter supaya ada pembatas terbongkarnya aspal ini. Cutter itu merapikan. Kalau pipa hanya berdiameter 6 inci itu sudah punya batas untuk dipotong. Sehingga aspal tidak hancur,” ujarnya.
Kepala Bidang Sanitasi, Air Minum, dan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Karel berujar telah sekira 5–10 kali melakukan teguran kepada pihak kontraktor. Sehubungan dengan teknis pengerjaan yang dipandang kurang tepat. Namun, langkah itu tampaknya tidak digubris.
“Respons mereka selalu siap tetapi buktinya realisasinya tidak ada (sesuai),” kata Karel.
Salah satu contohnya terkait pembersihan bahu jalan. Ketika hujan tentunya material tanah liat akan terbawa aliran air. Tidak menutup kemungkinan melintas bahu jalan. Dampaknya, ruas jalan menjadi licin.
“Sudah saya ingatkan kontraktor. Coba setelah digali itu dibelikan dua tangki air agar disiram jalannya. Supaya tidak terjadi kecelakaan lalu lintas. Tetapi hasilnya tidak juga disiram. Seharusnya mereka harus berkorban,” pintanya.
Karel juga berujar kerap melihat kontraktor menggali sementara kondisi pipa belum tersambung. Hal ini pun telah diimbau kepada pihak kontraktor saat rapat tahap awal pra konstruksi. “Digali kalau pipa sudah ada di lapangan dengan kondisi pipa tersambung. Minimal 3–5 sambungan. Ini tidak kenyataannya,” ungkap dia.
Sementara itu, perwakilan dari pemenang proyek CV Panorama Nol Tujuh Totok mengungkapkan telah menggunakan concrete cutter sebelumnya untuk memotong aspal. Namun, usaha ini tidak berhasil akibat aspal telah beberapa kali mengalami overlay. Total tiga unit ekskavator disiagakan oleh kontraktor.
“Tidak bisa tembus. Kedalaman 5 sentimeter sudah tidak mau goyang. Karena kalau garuk dari atas tidak bakalan selesai. Maka harus dari bawah,” kata Totok.
Sementara terkait panjang penggalian yang dinilai oleh dewan kurang tepat, langsung diluruskannya. Langkah penggalian dengan jarak panjang dipilih untuk mempersingkat waktu pengerjaan.
“Kapan selesai kalau pengerjaannya seperti itu,” tegasnya.
Disinggung mengenai ketidakprofesionalan pengerjaan, Totok membantahnya. Menurut dia, yang telah dikerjakan itu telah maksimal. Toh, ini demi kepentingan banyak. “Memang benar ada warga komplain. Tetapi air di daerah ini 2–3 hari baru mengalir. Dengan pemasangan ini nantinya air mengalir tiap hari,” timpalnya.
Untuk diketahui, proyek ini senilai Rp 3,9 miliar. Bersumber dari bantuan keuangan (bankeu) Pemprov Kaltim. Dengan panjang galian pemasangan pipa yakni 3,7 kilometer. Tujuan dari proyek ini untuk mengganti pipa distribusi sebelumnya. Dari ukuran 2 dan 4 inci menjadi 4–6 inci. (*/ak/kri/k8/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post