SAMARINDA – Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) online di Kota Samarinda menuai banyak masalah. Pasalnya, selain masalah server, banyak orang tua siswa yang masih belum puas dengan hasil PPDB online ini. Mereka banyak meluapkan kekesalannya di media sosial hingga mendatangi instansi-instansi terkait.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Samarinda, Akhmad Hidayat mengatakan, adanya masalah server serta aduan orang tua mengenai PPDB beberapa saat lalu, semua sudah selesai. Bahkan sudah dilaporkan ke Wali Kota Samarinda. “Sudah diselesaikan semua, dan sudah saya laporkan ke wali kota,” kata dia, Sabtu (14/7) kemarin.
Namun, Hidayat membenarkan, pada saat proses pendaftaran PPDB online beberapa saat lalu memang ada masalah. Dan masalah itu dari server Telkom. Sehingga, input data sempat dilakukan manual sembari menunggu server PPDB membaik.
“Dalam proses penginputan terdapat kesalahan. Data yang harusnya masuk ke SMP malah masuk ke SMA. Namun masalah itu sekarang sudah kelar,” tutur dia.
Hidayat juga mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda telah mengakomodasi keluhan orang tua siswa dengan menggelar rapat tertutup di balai kota beberapa saat lalu. Sehingga, apabila masih ada orang tua siswa yang mempermasalahkan mengapa anaknya tidak bisa masuk ke sekolah tertentu padahal nilainya cukup dan jarak rumahnya dekat, itu hanya segelintir orang.
“Intinya, sudah tidak ada masalah antara orangtua mengenai penerimaan siswa,” tegasnya. Selain itu, Disdik juga sudah menyediakan pelayanan pengaduan jika ada orangtua siswa yang ingin memberikan pengaduan terkait penerimaan siswa baru ini.
Terpisah, Sekretaris Kota (Sekkot) Samarinda Sugeng Chairuddin juga mengatakan bahwa permasalahan PPDB online sudah selesai. Sistem penerimaan sudah dilakukan sesuai petunjuk teknis (Juknis) yang berlaku.
“Siswa yang rumahnya radius 100 meter dari sekolah wajib diterima seberapa pun banyaknya. Dan itu sudah dilakukan,” tutur Sugeng.
Namun, Sugeng juga tidak mengelak bahwa dalam proses PPDB online ini mengalami beberapa kendala. Misalnya, dalam satu kelurahan harusnya nilainya ditambah sepuluh. Malah yang dari luar kelurahan nilainya bertambah menjadi 20. “Nah ini yang perlu dilakukan pembenahan,” ujarya.
Meski begitu, lanjut dia, kurang lebih setengah jam sebelum pengumuman penerimaan siswa sistemnya sudah baik. “Walaupun demikian, orang tua siswa tetap melakukan protes karena keterlambatan dan sebagainya,” pungkas Sugeng. (*/dev)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post