BONTANG – Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Diskes-KB) meminta masyarakat yang masih menyimpan Albotyhl di rumahnya, untuk tidak menggunakannya lagi. Hal ini lantaran dibekukan izin edarnya akibat kandungan Policresulen, dalam bentuk sediaan cairan obat luar konsentrat 36 persen, dapat membahayakan jikalau tanpa proses pengenceran.
“Meskipun saat ini belum ada instruksi dari BBPOM Samarinda, namun seharusnya (albotyhl) jangan dipakai lagi. Karena dari BPOM pusat sudah menginstruksikan untuk menarik peredarannya,” ujar Kepala Seksi Kefarmasian, Alat Kesehatan, Sarana dan Prasarana Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Diskes–KB) drg Asiah saat dikonfirmasi, Minggu (18/2).
Sebelumnya diberitakan, BPOM merilis di lamannya www.pom.go.id supaya PT Pharos Indonesia menarik peradaran produk Albothyl. Mengingat dalam kurun waktu dua tahun terakhir, BPOM menerima 38 laporan dari profesional kesehatan yang menerima pasien dengan keluhan efek samping obat Albothyl untuk pengobatan sariawan.
“Di antaranya efek samping serius yaitu sariawan yang membesar dan berlubang hingga menyebabkan infeksi,” tulis laman tersebut.
Di samping itu, BPOM RI bersama ahli farmakologi dari universitas dan klinisi dari asosiasi profesi terkait telah melakukan pengkajian aspek keamanan obat yang mengandung policresulen dalam bentuk sediaan cairan obat luar konsentrat. Diputuskan tidak boleh digunakan sebagai hemostatik dan antiseptic, pada saat pembedahan serta penggunaan pada kulit (dermatologi); telinga, hidung dan tenggorokan (THT); sariawan (stomatitis aftosa); dan gigi (odontologi).
Penarikan produk selambat-lambatnya satu bulan sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Pembekuan Izin Edar. Pembekuan izin edar ini berlaku hingga adanya perbaikan indikasi yang diajukan oleh produsen mendapat persetujuan.
BPOM menyarankan bagi masyarakat yang terbiasa menggunakan obat ini untuk mengatasi sariawan, dapat menggunakan obat pilihan lain yang mengandung benzydamine HCl, povidone iodine 1%, atau kombinasi dequalinium chloride dan vitamin C. “Bila sakit berlanjut, masyarakat agar berkonsultasi dengan dokter atau apoteker di sarana pelayanan kesehatan terdekat,” tambahnya. (bbg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: