BONTANG – Adanya pasien berstatus probable difteri yang dirawat di RSUD Taman Husada Bontang, membuat pemerintah gerak cepat. Masyarakat pun diminta tak panik, karena Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Diskes-KB) Bontang akan melakukan pencegahan di 3 kelurahan, yang merupakan domisili pasien difteri yang dirawat di RSUD. Sehingga, untuk pelaksanaan back lock akan ditunda sementara waktu. Back lock adalah upaya untuk mencari anak-anak di yang belum mendapatkan imunisasi difteri, kemudian mendata dan memberikan vaksin.
Plt Kepala Diskes-KB Bontang, Bahauddin mengatakan 4 kasus difteri di Bontang, penyebabnya bukan berasal dari Kota Taman. “Kami masih bisa mengendalikan jika memang betul-betul dari Bontang. Tetapi kasus yang ada ini semua dari luar, sehingga kami tidak bisa mengendalikannya, karena mobilitas orang tak bisa kami kendalikan,” jelas Bahauddin saat ditemui di ruangannya, Senin (29/1) kemarin.
Kata dia, 4 kasus difteri yang ada di Bontang, semua pasien sudah pernah kontak langsung dengan orang yang kemungkinan membawa kuman difteri atau karier. Seorang pasien baru bepergian dari Malang, satu pasien lainnya dari Jombang, satu pasien baru bepergian dari Tenggarong dan Samarinda, dan satu lainnya dari wilayah Jawa yang memang daerah tersebut sudah dinyatakan KLB. “Ada kasus 4 difteri maka kami ubah strategi, back lock kami tunda dulu sambil menunggu logistiknya datang,” terang dia.
Oleh karena itu, pihaknya akan melaksanakan ori selektif di 3 kelurahan yang merupakan tempat tinggal pasien difteri. Tiga kelurahan tersebut yakni Gunung Elai, Tanjung Laut Indah, dan Api-Api. Pemberian vaksin pun diberikan dengan sistem radius obat nyamuk atau wilayah sekitar dari rumah pasien difteri. “Jadi kami vaksin sesuai kecukupan logistik,” ujarnya.
Bahauddin menuturkan minta masyarakat jangan panik, karena pihaknya akan betul-betul serius menanganinya. Untuk pelaksanaan ori selektif juga akan berkoordinasi dengan lurah sehingga lurah yang akan menentukan tempatnya termasuk mobilisasi datanya. “Jadi yang diluar 3 kelurahan tersebut, kami masih menunggu logistiknya karena di Kementerian Kesehatan pun vaksin difteri masih kosong, kami juga tidak tahu kapan,” ungkap dia.
Bahauddin mengimbau agar masyarakat Bontang menjaga kesehatan dengan melakukan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan imunisasi dasar lengkap, mencuci tangan, makan makanan bergizi, hindari kontak dengan penderita, dan sedapat mungkin menunda perjalanan ke daerah yang sudah dinyatakan KLB. “Termasuk hindari dulu bepergian ke daerah yang ada peningkatan kasus difteri untuk saat ini,” imbaunya.(mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: