Terpilihnya Pangkostrad, Letjen Edy Rahmayadi sebagai nahkoda Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) memberi angin segar bagi persepakbolaan Tanah Air. Semangat itulah yang menjadi bahasan diskusi ringan antara Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Kaltim dengan Forum Sekolah Sepak Bola Indonesia (Fossbi) Kaltim.
Diskusi di Stadion Mulawarman, Minggu (15/1) lalu dihadiri ketua Asprov PSSI Kaltim yang juga Executive Committee (Exco) PSSI Yunus Nusi, ketua Fossbi Kaltim Nurkhalid, sekretaris Fossbi Kaltim Supriansyah, ketua Fossbi Bontang Yessy Waspo Prasetyo, pembina Fossbi sekaligus eks pelatih timnas Fakhri Husaini, serta beberapa pemerhati sepak bola Kota Taman.
Pada kesempatan itu, Yunus mengungkapkan jika saat ini, PSSI memiliki beban berat untuk mengukir prestasi di kancah internasional. Yang terdekat tentu saja Asian Games dan SEA Games. “Untuk membangun tim sepak bola yang kuat, kunci utamanya adalah pembinaan,” katanya.
Untuk itulah, kata dia, dalam rapat exco nantinya, ada agenda-agenda penting yang akan diputuskan. “Selain menunjuk pelatih timnas (tim nasional) di setiap kategori, juga menunjuk tim ad hoc untuk pembinaan usia dini,” beber Yunus.
Komite inilah yang nantinya diharapkan mampu membina pesepak bola usia dini, untuk nantinya menjadi calon pemain timnas. “Kami berharap, Fossbi yang berkecimpung di usia dini, dapat bersinergi dengan PSSI untuk membina anak-anak kita,” katanya.
Yunus mengungkapkan, untuk memajukan sepak bola Indonesia, tidak bisa kalau hanya mengandalkan PSSI semata. “Butuh dukungan dari seluruh stake holders sepak bola. Nantinya, kita harus bersama-sama untuk membangun sepak bola di bawah kepemimpinan Pak Edy,” bebernya.
Sementara, Nurkhalid mengungkapkan, Fossbi lahir dari semangat untuk memajukan sepak bola, khususnya usia dini dan muda. Kemudian, para pemerhati, pelatih, eks pemain, hingga penggiat olahraga kulit bundar itu membentuk sebuah wadah yang diberi nama Fossbi. Didukung penuh oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), kepengurusan Fossbi pun tersebar merata di 34 provinsi, termasuk Kaltim.
“Sebagai organisasi baru yang kelahirannya didukung pemerintah, Fossbi punya tugas berat untuk membina usia dini dan usia muda. Dengan semangat untuk memajukan sepak bola, khususnya di Kaltim, maka semua pemangku kepentingan di bidang sepak bola dilibatkan,” kata Khalid, sapaan akrabnya.
Di Kaltim, kata dia, sepak bola menjadi olahraga yang paling digandrungi oleh anak-anak. Berbagai prestasi berhasil ditorehkan oleh para pesepak bola masa depan Benua Etam, baik di kancah nasional maupun internasional. Tidak sedikit pula anak-anak Kaltim yang bercita-cita menjadi pesepak bola besar, dengan menjadikan para seniman lapangan hijau sebagai penyemangat. Semangat itulah yang mendasari terbentuknya Fossbi.
“Fokusnya adalah pembinaan usia dini dan usia muda. Setiap tahun, dilakukan pengiriman tim nasional (timnas) Fossbi ke turnamen internasional. Tujuannya adalah untuk memberikan pengalaman dan meningkatkan mental bertanding anak-anak Indonesia. Untuk itulah, kami siap bersinergi dengan PSSI dalam memajukan sepak bola di Kaltim. Baik itu dengan gelaran event, dan kegiatan lainnya,” jelasnya.
Sedangkan Fakhri Husaini berharap besar terhadap kepengurusan PSSI yang baru. Eks kapten timnas ini juga berharap, sepak bola Indonesia semakin maju. Pada kesempatan itu pula Fakhri juga memberi banyak masukkan terhadap PSSI melalui Yunus. Salah satunya adalah pembentukan direktur teknis di setiap provinsi, dan adanya PSSI yang membawahi pulau-pulau besar di Indonesia.
“Selama ini banyak yang salah mengartikan peran dari direktur teknis. Padahal, direktur teknis berperan besar dalam menentukan kurikulum, hingga pembinaan sepak bola. Saran saya, sebaiknya di tiap provinsi dibentuk direktur teknis, sehingga koordinasi dan komunikasi menjadi lebih mudah. Selain itu, kalau perlu, dibentuk juga koordinator wilayah yang membawahi beberapa asprov,” katanya.
Sehingga, kata Fakhri, ketika ingin membentuk timnas yang kuat, khususnya di usia dini, tidak perlu lagi blusukan ke daerah-daerah dan menggelar seleksi. “Cukup kita minta rekomendasi ke koordinator wilayah, kemudian pemainnya kita pantau. Jika bagus tentu akan diambil,” bebernya.
Di akhir kesempatan, Yunus menyampaikan jika saran dan usulan tersebut akan dia perjuangkan di PSSI. “Kebetulan kan ada orang Kaltim masuk di Exco PSSI. Insya Allah saya perjuangkan,” pungkas Yunus. (gun)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: