Harga Sembako di Bontang dan Samarinda Sama
BONTANG – Harga sembako di kota Bontang dan Samarinda ternyata sama. Terbukti dari hasil sidak gabungan yang dilakukan pada Rabu (31/5) kemarin. Masyarakat pun, diimbau agar tak menganggap wajar ketika terjadi lonjakan harga di momen tertentu. Pasalnya, stok bahan pangan untuk wilayah Kaltim masih terbilang aman.
Sidak gabungan yang dipimpin langsung oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi (Disperindagkop) Provinsi Kaltim diikuti oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kaltim dan Bulog Kaltim. Sementara Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Diskop-UKMP) Bontang serta Satpol PP Bontang dan Polres Bontang juga hadir mendampingi.
Rombongan pun melakukan sidak harga dan stok sembako di Pasar Sementara Rawa Indah, dilanjutkan ke toko modern Gunung Mas, Samaria dan ritel Ramayana.
Kepala Disperindagkop Kaltim, Fuad Asaddin mengatakan sidak yang dilakukan untuk memastikan laporan yang masuk dari masyarakat terkait kenaikan harga pokok. Hal itu sebagai upaya pemerintah untuk menstabilkan harga kebutuhan bahan pokok. “Berdasarkan laporan yang kami terima barang yang di Bontang ini berasal dari Samarinda. Asumsinya, harga akan lebih mahal. Tetapi setelah dilakukan pantauan harga di beberapa tempat, ternyata tidak terlalu berbeda jauh,” jelas Fuad, usai melakukan pantauan harga ke 4 titik, Rabu kemarin.
Bahkan, dirinya merasa senang karena harga bahan pokok di Bontang tidak mahal dan bisa dikatakan sama dengan Samarinda. Sementara untuk harga minyak goreng, karena ada kesepatakan Menteri Perdagangan dengan distributor maka harga eceran tertinggi (HET) minyak itu harus Rp 11 ribu per liter. Di Bontang, toko ritel Ramayana sudah menjual dengan harga tersebut. “Itu harga eceran tertinggi yang ditetapkan, jadi saya sarankan belanja di toko yang menjual dengan harga tersebut,” ujarnya.
Termasuk harga gula pasir, Fuad menyebut harga kesepakatan senilai Rp 12.500 dan di Ramayana sudah sesuai. Sehingga diminta kepada masyarakat untuk bisa memanfaatkan fasilitas tersebut. Dirinya juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat Bontang agar jangan menganggap di bulan Ramadan ini sebagai sesuatu yang luar biasa. Di sini diartikan menganggap wajar pada kenaikan harga bahan pokok. “Kami informasikan, ketersediaan stok kami sangat cukup, pemerintah sudah mempersiapkan itu, jadi jangan panik dan jangan takut soal kenaikan harga komoditi,” ungkapnya.
Fuad juga mengaku mendapat informasi soal harga bawang putih. Dikatakan dia, pihaknya sudah mengantisipasi. Hasil sidak dirinya mendapat harga bawang putih Rp 55 ribu perkilogram, tetapi dalam waktu dekat akan turun harganya. Diperkirakan sekitar Rp 35 ribu. Karena untuk Kaltim, stoknya sudah ada di Balikpapan sebanyak 1 ton untuk Samarinda dan Bontang. Tak hanya itu, selanjutnya juga akan dikirim lagi 4 ton. “Jadi tidak ada alasan, penjual menaikkan harga bawang putih. Sekali lagi saya harapkan masyarakat tidak perlu berlebihan merespon bulan puasa dan lebaran mendatang, karena pemerintah sudah melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasinya,” terang dia.
Hanya saja, dirinya sedikit menyayangkan terkait harga daging segar dengan harga Rp 130 ribu. Fuad mengaku akan berkoordinasi dengan Bulog membicarakan secara khusus untuk mendatangkan daging beku dengan harga yang jauh lebih murah yakni seharga Rp 80 ribu. “Mudah-mudahan nanti bisa dinikmati masyarakat Bontang atas koordinasi Pemkot Bontang dan Bulog,”tukasnya.
Kasubdit Bulog Samarinda, Taufiq Husni Rizal mengatakan persediaan stok di Bulog sudah cukup untuk 8 bulan kedepan. Jika memang pasokan di Bontang kurang, maka bisa meminta ke Balikpapan. Karena stoknya masih banyak disana.
Sementara untuk harga daging, Bulog hanya menangani daging beku dan tidak daging segar. “Untuk harga di Bontang masih stabil, meski masih diatas harga yang ditetapkan pemerintah,” pungkasnya.(mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post