Managemen Klaim Jaga Higienitas Produk
BONTANG – Salah satu pelanggan Kentucky Fired Chicken (KFC) Bontang dikejutkan dengan ditemukannya belatung dalam ayam goreng yang dibelinya.
Herawati (22) warga Jalan Gaspor 1 RT 33 Bukit Indah Kelurahan Tanjung Laut Indah ini sempat mem-postingnya di media sosial pada Kamis (30/3) malam lalu hingga menjadi viral.
Sementara itu, managemen KFC Bontang mengaku jika pihaknya selalu menjaga kualitas dan higienitas produknya.
Informasi yang dihimpun, Hera sendiri bukan merupakan pembeli secara langsung. Karena Kamis malam lalu dirinya sedang bekerja. Sementara sepupunya pergi membeli paket promo KFC combo 5 dengan harga Rp 56 ribu sekira pukul 20.00 Wita Kamis (30/3) malam. Sekira pukul 22.30 Wita saat Hera pulang, dirinya hendak menyantap ayam goreng KFC yang dibeli sepupunya itu.
“Tetapi saat saya belah ayamnya dari kulitnya tiba-tiba bermunculan belatung dari dalam dagingnya,” jelas Hera sambil merasa jijik saat ditemui di Polres Bontang, Jumat (31/3) kemarin.
Merasa kecewa dengan produk yang dibelinya, Hera pun memfotonya sebagai barang bukti dan merekam video di handphonenya. Dia menyebut, ketika hendak makan, ayam yang dibelinya sebanyak 5 potong sisa 2 potong. Selanjutnya 3 potong lainnya sudah dimakan oleh adik-adik dan sepupunya. “Dari yang sisa 2 potong itu, memang hanya 1 potong yang ada belatungnya,” ujar dia.
Hendak komplain ke KFC Bontang, namun Hera menyebut waktunya sudah tidak memungkinkan karena sudah larut malam. Atas kejadian tersebut, dirinya enggan lagi membeli ayam di KFC Bontang. “Masih merasa jijik, karena belatungnya banyak sekali,” ungkap dia.
Akhirnya, Hera disertai awak media, Intel Polres Bontang, Bhabinkamtibmas Kelurahan Bontang Baru, serta anggota Polsek Bontang Utara mendatangi KFC Bontang dengan membawa barang bukti.
Manager KFC Bontang, Ridho Al-Fajri mengatakan, dirinya mengetahui kejadian tersebut memang dari media sosial. Ridho juga mengaku mendapat informasi dari sesama rekan kerjanya yang bekerja di KFC Samarinda bahwa ada benda asing yang terdapat di produknya.
“Saya memastikan untuk masalah produk, sejak awal sampai tersaji masuk dalam pengawasan ketat, kalau misalnya ada beberapa temuan, apalagi sudah dibawa pulang kami tidak dapat memastikan itu ada benda asing (belatung, Red.),” jelas Ridho.
Mengenai kejadian ini, pihaknya mencoba meluruskannya. Pasalnya, KFC merupakan produk besar dan sebelum produk tersaji, pihaknya sudah melakukan quality control (QC) beserta sertifikat halal.
Tak hanya itu, penilaian laik sehat pun, sudah dikantongi KFC dan dipajang di setiap restoran siap saji ini. “Jika ada komplenan masuk saat makan ditempat pasti langsung ditangani, tetapi jika dikomplen saat sudah dibawa ke rumah alangkah baiknya dibawa kemari dan disampaikan ke kami,” ungkapnya.
Karena dirinya tidak dapat memastikan apa itu benar dari produknya atau sudah terkontaminasi dari luar.
Terkait masalah hama, pihaknya juga punya penanganan. Soal produknya, Ridho merincikan bahwa bahan dasar ayam dikirim dari Surabaya dalam keadaan beku. Saat akan diolah, ayam akan disegarkan lalu dibumbukan lalu dibekukan kembali dengan suhu lebih dingin.
Lalu ayam akan ditepungi, saat akan digoreng, suhu minyak berada pada 170 derajat celcius. “Jadi sebenarnya, ini kasus sama seperti di luar negeri, rata-rata temuannya produk yang dibawa pulang bukan makan di tempat,” ujarnya.
Ayam mentah pun, disuplai dari Surabaya dan disimpan di gudang besar Samarinda. Setiap ayam yang datang, ada waktu paling lama 2 bulan dalam keadaan beku minus 23 derajat celcius masih bisa dijual. “Tetapi di sini tidak pernah sampai 2 bulan, karena setiap barang datang, dipakai dan habis satu minggu,” ungkap dia.
Untuk KFC sendiri punya prosedural yang dipakai di seluruh dunia. Di antaranya, jika sudah dimasak punya waktu kedaluwarsa selama 1.5 jam. Maksudnya expire di sini, dikatakan Ridho ialah layak makan, tetapi tidak layak jual.
“Standarisasi kami seperti itu, jadi yang ditampilkan di display kami pastikan masih segar, kalau sudah 1,5 jam, kami tarik kembali dan kami musnahkan,” ujarnya.
Ridho juga menginginkan untuk kejadian ini agar bertemu dengan costumernya, duduk bersama dan diselesaikan dengan cara kekeluargaan. “Karena jika sempat beberapa lama disimpan, atau dibuka, karena potensi itu pasti ada,” terangnya.
Terkait masalah promo memang tak ada kaitannya. Meskipun diakui dia, saat ini kondisi masih sepi. Sehingga untuk promosikan diri, dengan standar yang tetap ditawarkan melalui harga yang murah. “Walaupun promo, tapi ayamnya tetap diberikan dengan kualitas yang baik,” ujar dia.
Sementara itu, jika ada ayam yang tersisa, pihak KFC akan mengupas kulitnya dan memasak ayamnya untuk sup atau perkedel.
Terpisah, Kapolsek Bontang Utara, Iptu Muklas mengatakan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap Herawati beserta ibu dan sepupunya. “Kami masih meminta keterangan pembeli, setelah selesai, pihak managemen yang akan kami periksa,” pungkasnya.(mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post