Perseteruan antara Julhaidar dengan Rom Lakan (41) berakhir mengenaskan. Ijul–sapaan Julhaidar–tewas dibacok Lakan yang tidak lain tetangganya sendiri. Peristiwa tragis itu terjadi di Jalan Kedondong Dalam IV, Kecamatan Samarinda Ulu, Senin (13/3) pagi.
Berbekal sebilah parang, Lakan dengan dingin “mencabut” nyawa Ijul. Dua bacokan ke arah leher dan wajah sudah cukup mengantarkan Ijul ke pangkuan Ilahi. Jasad pria 37 tahun itu tersungkur di depan rumah warga. Sembari menerikkan takbir, dia menggelepar bersimbah darah.
Di sisi lain, Lakan yang mengetahui “lawannya” tumbang bergegas melarikan diri dari tempat kejadian perkara (TKP). Dengan raut wajah pucat, pria 41 tahun itu kabur. Bukannya tidak mau tanggung jawab, melainkan menyerahkan diri ke Polsekta Samarinda Ilir. Dia memilih menyerahkan diri ketimbang diamuk warga.
Menurut keterangan warga sekitar, selisih paham antara korban dan pelaku sudah sering terjadi. Ashadi (35), ketua RT setempat mengaku sudah empat kali mencoba menengahi keributan itu.
Dia mengatakan, korban mengalami gangguan kejiwaan ringan. Ijul kerap terlihat membawa senjata tajam (sajam) berkeliling perumahan.
Menurut Ashadi, cekcok itu bermula dari pohon bambu yang berdiri di lahan kosong milik pemprov. Ijul tidak terima ketika Lakan kerap mengambil tanaman beruas tersebut.
Puncaknya terjadi kemarin. Entah siapa yang memulai, tiba-tiba saja Ijul tumbang. Ditemui di Polresta Samarinda, Lakan mengaku, bertindak demikian lantaran korban yang berusaha duluan menyerang.
Sebelum menghembuskan napas terakhir, Ijul sempat meneriakkan takbir. Teriakan itu terdengar Riski Noviannur, penghuni sebuah rumah di sekitar lokasi kejadian.
Dalam keterangannya kepada polisi, Riski mengetahui kondisi korban ketika mengintip dari jendela rumah. Dia terkejut ketika melihat Ijul sudah bermandikan darah. Tangan kanan Ijul coba menutupi luka agar darah tak terus mengucur.
“Saya minta bantuan orang-orang, karena tidak berani dekat. Posisinya sudah bersujud di depan pagar,” tegas Riski.
Dia mengaku tak sempat melihat Lakan yang kabur. Hanya, dia mendengar jelas ketika Ijul meneriakkan dua kalimat syahadat sebelum tewas.
“Asyhadu allaa illaaha illallah, wa asyhadu anna muhammadarrasuulullah”. Dua kalimat syahadat menjadi penutup hidup Ijul.
Setelah kejadian, kawasan tersebut seketika ramai oleh warga. Polisi yang tiba langsung mengamankan parang, helm, dan barang bukti yang tercecer di sekitar lokasi kejadian.
Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Sudarsono menjelaskan, hingga kini, motifnya sebatas kesal karena rumah pelaku sering didatangi korban. “Tidak ada barang yang hilang, dan pelaku menyerahkan diri,” tegas Sudarsono. Lebih jauh, korban akan divisum untuk memastikan keterangan dari tersangka. (*/dra/ndy/kpg/gun)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post