Pengamat: Rakyat Butuh Figur
SAMARINDA – Rita Widyasari hampir pasti diusung Golkar pada Pemilihan Gubernur Kalimantan Timur (Pilgub Kaltim) 2018. Untuk memastikan, tinggal menunggu surat resmi dari beringin. Namun, untuk pendampingnya masih tanda tanya.
Beberapa nama bermunculan. Kabarnya, ada 13 calon wakil gubernur (cawagub) yang tengah dipantau putri Syaukani Hasan Rais tersebut. Mereka adalah mantan Wali Kota Bontang dua periode yang kini menjabat sebagai ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kaltim Andi Sofyan Hasdam.
Kemudian, mantan Bupati Kutai Timur (Kutim) Isran Noor, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, mantan Wakil Gubernur Kaltim Farid Wadjdy, mantan Bupati Berau Makmur HAPK, anggota DPR RI dari PKS Hadi Mulyadi, serta mantan Bupati Kutai Barat (Kubar) Ismael Thomas.
Selain itu, ada juga nama ketua Hanura Kaltim Herwan Susanto, Sekprov Kaltim Rusmadi, anggota DPR RI dari PDIP Awang Ferdian Hidayat, dan ketua DPW PAN Kaltim Darlis Pattalongi. Satu nama lagi adalah mantan Kapolda yang identitasnya masih dirahasiakan.
Namun, berdasarkan polling yang dilakukan Metro Samarinda–anak perusahaan Bontang Post (Kaltim Post Group)–melalui alamat bontangpost.id/pilkada-kaltim-2018, nama Sofyan Hasdam begitu dominan untuk posisi cawagub. Dia merajai polling sementara, mengalahkan “jagoan” lainnya. Sama halnya dengan Rita yang selalu berada di peringkat pertama untuk posisi cagub.
Di posisi cagub, Rita berhasil mendapatkan dukungan 6.813 suara atau sekitar 24,05 persen. Sedangkan untuk cawagub, Sofyan Hasdam meraih 3.678 suara atau 14,08 persen. Hingga Kamis (16/2) pukul 23.57 Wita, total voters untuk cagub mencapai 28.333, sedangkan cawagub mencapai 26.128.
Meski polling ini dilakukan melalui media online, namun redaksi tetap memiliki aturan main. Di mana, tiap voter hanya diperbolehkan memilih satu kali di kolom pilihan cagub maupun cawagub. Ini dilakukan demi menjaga kualitas polling itu sendiri.
“Sistem polling kami merekam cookies dan IP Address tiap voters, jadi hanya bisa satu kali vote (memilih, Red.),” ujar penanggung jawab portal berita BontangPost.id, Muhammad Zulfikar Akbar, kemarin (16/2).
Kendati demikian, tiap hari semakin banyak pemilih yang memilih tokoh-tokoh jagoannya. Bahkan, beberapa di antaranya sudah mengantongi perolehan suara yang cukup signifikan, hingga nyaris tak ada yang bisa menyaingi.
Tingginya perolehan suara Rita-Sofyan di dunia maya bukannya tanpa alasan. Meski sama-sama berasal dari Golkar, namun keduanya merupakan figur yang dikenal oleh masyarakat.
Tidak menutup kemungkinan, jika keduanya sama-sama mampu mempertahankan performa dan elektabilitasnya, akan menjadi pasangan serasi dalam pesta demokrasi terbesar di Benua Etam tahun depan. Apalagi, masyarakat sudah cerdas. Suara partai politik (parpol) bukan jaminan. Justru figur lah yang menjadi penentu.
Bicara soal figur, pengamat komunikasi politik Heri Budianto pun mengamininya. Dia mengatakan, kegagalan parpol menjalankan kaderisasi membuat rakyat lebih memilih ketokohan atau figur, dan tidak begitu mementingkan profil parpol.
Heri, yang juga pengajar ilmu politik di Universitas Mercubuana mengatakan, ketokohan figur telah “memanjakan” partai sejak era reformasi bergulir.
“Fenomena ketokohan memang mengemuka pasca-reformasi dan ketika sistem demokrasi kita terapkan,” katanya beberapa waktu lalu.
Dia, menyebut parpol saat ini lebih menerapkan sistem political marketing sebagai tumpuan dalam merebut hati rakyat. Namun, yang dijual oleh partai itu bukan partainya, tetapi figur.
Dikatakannya lagi, sejumlah parpol yang selama ini mengklaim memiliki kaderisasi yang baik telah gagal menunjukkan konsistesinya. “Semestinya parpol lebih mengedepankan kinerja terbaik, bukan justru terlilit berbagai kasus, sehingga menurunkan kredibilitas di mata publik,” ucapnya.
Makanya, meskipun tanpa berkoalisi, ketokohan Rita-Sofyan bisa saja menjadi modal berharga untuk bertarung di pilgub. Apalagi, Golkar menjadi satu-satunya parpol yang dapat mengusung cagub-cawagub tanpa harus berkoalisi.
Modal penting lainnya, Golkar merupakan parpol pemenang pemilu di delapan kabupaten/kota di Kaltim. Hanya di Kabupaten Kutai Barat (Kubar) dan Mahakam Ulu (Mahulu) saja Golkar keok. Sisanya menjadi juara. (Selengkapnya, silakan lihat infografis)
Kembali ke polling, untuk posisi cagub, Rusmadi membayangi Rita dengan perolehan 3.349 (11,82 persen), disusul Syaharie Jaang dengan 2.876 (10,15 persen). Sementara untuk posisi cawagub, Sofyan Hasdam mendapat “teror” dari mantan penerusnya di Kota Taman, Adi Darma dengan 3.043 (11,65 persen), disusul Wakil Wali Kota Samarinda Nusyirwan Ismail dengan 2.288 (8,76 persen).
Polling Pilgub Kaltim 2018 yang diadakan Bontang Post ini dapat diikuti dan dilihat hasilnya di portal resmi Bontang Post dengan alamat bontangpost.id/pilkada-kaltim-2018. Setiap harinya, perkembangan terbaru polling ini dapat dilihat di portal resmi Bontang Post maupun harian Metro Samarinda. (zul)
Kekuatan Beringin di Kaltim
Lembaga Kursi Suara Pemilu
DPR RI 2 362.238*
DPRD Kaltim 13 305.338**
DPRD Samarinda 9 65.049
DPRD Balikpapan 12 67.705
DPRD Bontang 5 13.631
DPRD Penajam Paser Utara 5 16.193
DPRD Paser 5 22.077
DPRD Kutai Kartanegara 19 137.141
DPRD Kutai Barat 1 4.014
DPRD Kutai Timur 7 30.904
DPRD Berau 5 20.472
DPRD Mahakam Ulu 1 874
Keterangan:
Warna Hitam merupakan daerah kemenangan Golkar
*) Perolehan sebelum pemekaran Kaltara.
**) Setelah dikurangi suara dari lima kabupaten/kota yang masuk Kaltara.
Sumber: Dari berbagai sumber.
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post