SAMARINDA – Sudah sebulan terakhir tambung gas elpiji ukuran 3 kilogram (Kg) mengalami kelangkaan di sejumlah pangkalan di daerah Samarinda. Terutama di daerah Loa Janan Ilir, Samarinda Seberang. Kelangkaan tersebut ditengarai sebagai dampak dari rencana Pertamina mengganti elpiji 3 kg dengan tabung nonsubsidi, atau bright gas berukuran 5,5 kg.
Selain berdampaknya pada hilangnya elpiji di para agen dan pengecer, kelangkaan tersebut berimplikasi pada melonjaknya harga jual elpiji di masyarakat. Jika sebelumnya dijual Rp 18 ribu pertabungnya, maka sejak beberapa pekan terakhir dijual antara Rp 25 ribu sampai Rp 29 ribu pertabungnya.
Tusmanto salah seorang pedagang gas elpiji di daerah Loa Janan Ilir mengakui, kelangkaan tabung gas melon tersebut sudah terjadi hampir sebulan terakhir. Kondisi ini tidak hanya terjadi di kalangan pengecer seperti dirinya, tapi juga sampai ke pangkalan elpiji.
“Sebelumnya elpiji 3 kg saya jual Rp 20 ribu. Tapi sejak stoknya terbatas, terus permintaan masyarakat juga naik, ya harga saya sesuaikan. Sekarang saya jual Rp 25 ribu. Tapi kalau di pengecer lain, ada yang sampai jual Rp 27 ribu sampai Rp 29 ribu,” ungkapnya, Jumat (30/3) kemarin.
Ia mengaku, dirinya sudah sering meminta di beberapa pangkalan elpiji maupun agen untuk mendistribusikan juga kepadanya. Namun selama dua pekan terakhir, ia selalu mendapatkan jawaban yang sama, bahwa tabung gas 3 kg masih mengalami kekosongan. Jikapun ada, maka stoknya sangatlah terbatas.
“Tiga hari lalu sempat ada yang di antar oleh agen ke saya. Cuman stoknya terbatas sekali. Dari agen saya ambil Rp 18 ribu. Tapi karena gas sangat sulit, iya mau enggak mau, saya samakan dengan penjual elpiji yang lain,” katanya.
Ia menambahkan, untuk memenuhi permintaan elpiji oleh masyarakat, tak jarang dia sampai harus mencarinya ke wilayah Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar). Termasuk ke beberapa pangkalan elpiji yang berada di daerah kilometer (Km) 10 Jalan Poros Samarinda-Balikpapan.
“Tapi ya itu, rata-rata kosong. Kalau pun ada, ya stoknya terbatas. Makanya, hanya sedikit tabung elpiji 3 kg yang saya dapatkan,” katanya.
Sementara itu, Yuli salah seorang warga Loa Janan Ilir, mengatakan dirinya cukup kesulitan mendapatkan tabung gas 3 kg. Bahkan sejak hari minggu lalu, dua tabung gas miliknya telah habis dan belum mendapatkan penggantinya.
Dari beberapa agen atau pengecer yang biasa, dia sudah sering memesan gas elpiji 3 kg. Dirinya bahkan sudah berburu gas elpiji tersebut ke beberapa pengecer yang ada di daerah Loa Janan Ilir, maupun di wilayah Kecamatan Simpang Tiga. Namun hasilnya tetap nihil.
“Cuman saya juga keberatan, karena tabung gas 3 kg sampai di jual Rp 29 ribu oleh para pengecer. Tapi dengan kelangkaan seperti ini, kami juganya bingung. Enggak dibeli, saya butuh. Mau dibeli, ya mahal,” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang agen tabung gas elpiji yang enggan disebutkan namanya menyebut, distribusi elpiji oleh PT Pertamina sejauh ini berjalan baik. Tidak ada kendala apapun. Akan tetapi, menurut informasi yang dia dapat, ada pengurangan kuota elpiji 3 kg oleh Pertamina.
Jika sebelumnya Pertamina mendistribusikan sampai dua ribu tabung elpiji melalui salah satu pangkalan di daerah Kecamatan Simpang Tiga. Maka sejak sebulan terakhir telah dilakukan pengurangan. Saat ini Pertamina hanya memberikan kuota 1.200 tabung gas 3 kg.
“Bukan hanya di Samarinda yang langka, tapi sampai pulau Jawa. Kalau soal pendistribusian tidak ada kendala, tapi pemerintah memang akan mengurangi gas bersubsidi. Informasi yang saya dengar, elpiji bersubsidi akan dialihkan ke gas ukuran 5,5 kg dan 12 kg,” tuturnya.
Dari pantauan media ini Jumat siang kemarin, hampir di semua penjual tabung gas 3 kg di daerah Loa Janan Ilir, hanya ditemukan tabung gas kosong. Rata-rata para pengecer tersebut menunggu distribusi dari agen atau pihak pangkalan elpiji di daerah itu.
Kondisi serupa ternyata juga terjadi di daerah Kukar. Harga elpiji 3 kg di Kota Raja, bahkan tembus sampai Rp 35 ribu untuk setiap tabungnya. Kelangkaan tersebut, juga sudah terjadi selama dua pekan terakhir.
“Sekarang sangat sulit dapat elpiji 3 kg. sekalinya ada gas, harganya dijual sampai Rp 30 ribu. Bahkan ada juga beberapa pengecer elpiji yang jual sampai Rp 35 ribu. Kan kasihan pembeli kalau harganya sampai segitu,” ujar salah seorang warga Tenggarong. (*/aj)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: