SANGATTA- Nampaknya para petani sawit di Kutim sudah jenuh atas ketidakpastian yang dilakukan oleh perusahaan. Pasalnya, sawit mereka tak kunjung dibeli sesuai dengan ketetapan pemerintah. Akibatnya, para petani yang dikomandoi oleh Ketua Forum Sawit Kutim (FSK), Hasbudi akan menggelar aksi di tiga perusahaan raksasa di Kutim. Ialah PT Anugrah, PT KBN, dan PT Bima Palma. Perusahaan ini akan menjadi sasaran aksi FSK. “Sekira 500-an petani turun ke pabrik,” tegas Hasbudi, Senin, (17/12) pagi kemarin.
Aksi tersebut akan dilaksanakan dua hari ke depan mulai Rabu (19/12). Para petani akan memulai aksi sekira Pukul 10.00 wita. Mereka akan melakukan aksi hingga tuntutan mereka dikabulkan. “Kami juga sudah melayangkan surat ke Polres Kutim,” katanya.
Dirinya berharap atas aksi damai ini, pihaknya mendapatkan titik terang. Semua yang diharapkan para petani dikabulkan. Salah satunya membeli tandan buah segar (TBS) petani sesuai dengan harga ketetapan pemerintah. “Paling tidak, mendapatkan solusi terbaik. Dengan begitu, para petani kembali dapat menikmati hasil panen mereka,” kata Hasbudi.
Untuk diketahui, hingga saat ini hasil panen petani tak dapat terjual. Sebab, harga TBS terbilang rendah. Hanya Rp 200-Rp 400 rupiah perkilo. Tentu saja harga demikian jauh lebih kecil dibandingkan ongkos panen. Para petani hanya membiarkan hasil panen mereka dan membakarnya. Semua merupakan bentuk protes petani.
Apalagi, DPRD dan pemerintah sudah melayangkan surat himbauan kepada perusahaan terkait penetapan harga TBS. Namun hasilnya tak direspon dengan baik. Berdasarkan hal itu, petani bakal bergerak dengan cara sendiri. Sebelumnya, para kelompok tani di Bengalon melakukan rapat terbuka untuk membicarakan masalah TBS di Kutim. Intinya, mereka akan menggelar aksi serentak. “Kami berharap mendapatkan solusi atas masalah ini. Karena jika dibiarkan maka para petani yang akan rugi,” katanya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post