BONTANG – Komisi II DPRD memanggil direktur PT Bontang Migas dan Energi (BME), Selasa (25/9) kemarin. Dalam rapat dengar pendapat (RDP) tersebut, Komisi II juga menerima laporan keuangan dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut. Dari hasil laporan tersebut, keuangan PT BME tercatat mengalami pasang-surut.
Sejak didirikan, modal awal PT BME sebesar Rp 3,030 miliar. Dari pemerintah sebanyak Rp 3 miliar, sedangkan Koperasi Praja menaruh saham sejumlah Rp 30 juta.
Tercatat di tahun pertama berdiri yakni 2012, mengalami kerugian sejumlah Rp 840 juta. Setahun berselang, kembali PT BME merugi Rp 856 juta. Pelan-pelan kondisi perusahaan mulai bangkit, di 2014 angka kerugian mengecil menjadi Rp 130 juta.
Pada 2015, perusahaan pelat merah ini meraup untung sejumlah Rp 841 juta. Setahun kemudian laba pun kembali didapatkan kendati hanya Rp 429 juta. Akan tetapi di 2017, perusahaan tersebut kembali rugi Rp 376 juta.
Salah satu penyebab terjadinya kerugian ialah membengkaknya upah karyawan sejumlah Rp 230 juta per bulan. Dengan jumlah karyawan perusahaan yakni 31 orang. Menyoroti ini, Komisi II akan melanjutkan pembahasan di pertemuan selanjutnya. Pada penyusunan jadwal bulan Oktober, pertemuan ini akan kembali diagendakan. “Nanti akan kami jadwalkan ulang terkait ini,” tutur Ketua Komisi II Ubayya Bengawan.
Politisi Partai Demokrat ini pun juga akan mengkaji terlebih dahulu hasil audit dari akuntan publik. “Kami akan pelajari terlebih dahulu, sulit kalau hanya sepintas membacanya karena banyak angkanya,” kata Ubayya.
Sementara Direktur Utama PT BME Kasmiran Rais mengatakan, bertambahnya jumlah karyawan dikarenakan terjadi perubahan regulasi perihal pengelolaan jaringan gas (jargas). Semula, pengelolaan diambil oleh pihak ketiga yakni PT Bayu Bumi Gemilang (BBG). Kini yang diperbolehkan mengurusi pengelolaan ialah BUMD.
“Ini membuat tenaga teknis sejumlah 13 orang dari PT BBG ditarik menjadi karyawan PT BME,” kata Kasmiran.
Di samping itu, kerugian juga disebabkan pembelian aset jargas. Meliputi Gas Detector (pendeteksi gas), Kompresor (alat pompa bertekanan), dan electrofusion (mesin penyambung pipa). Namun, Kasmiran tak dapat merincikan nominal tiap itemnya. (ak)
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Saksikan video menarik berikut ini:
Komentar Anda