RUMAH Makan Anjungan Indah di Bontang Kuala mendadak ramai, Selasa malam (3/1) lalu. Sekelompok anak-anak memakai baju hitam-hijau datang bergerombol, lengkap bersama orangtua masing-masing. Kedatangan mereka pun disambut ketua Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Bontang, H Abdul Galib yang sekaligus pemilik rumah makan di atas laut tersebut.
Sesekali terlihat tak kurang 20 anak bermain di sekitar resto yang menyajikan hidangan laut, beberapa tamu undangan pun mulai berdatangan dan duduk di meja masing-masing, seperti Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Kadisporapar) Bontang, Bambang Cipto Mulyono, Kadis Pendidikan Bontang, Akhmad Suharto dan mantan Staf Ahli bidang Pembangunan Ening Widiastuti sebagai penasihat PTMSI, ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bontang H Aminullah atau karib disebut H Emil, serta tamu undangan lainnya.
Acara silaturahmi ini pun makin menarik karena dibalut pemberian penghargaan kepada atlet berprestasi dan jajaran pelatih yang berhasil membawa atletnya menjadi juara. Penghargaan sebagai bentuk tali asih dari PTMSI ini pun diberikan kepada Novi Oktavia, peraih juara pertama ganda putri dalam ajang Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) di Samarinda, Desember 2016 lalu. Selain itu, tim pelatih pun juga diberi penghargaan serupa dari PTMSI Bontang.
Ketua PTMSI Bontang, H Abdul Galib membuka kegiatan silaturahmi dengan sambutan pertama. Galib menyebut, kegiatan silaturahmi ini adalah hal yang biasa dilakukan oleh PTMSI untuk merekatkan tali persaudaraan antar atlet, pengurus, dan insane olahraga lain di Kota Taman. Melalui silaturahmi ini pula, Galib berharap atlet-atlet tenis meja Bontang dapat terus mengukir prestasi.
“Ini demi kemajuan olahraga Bontang,” jelas Galib.
Sementara H Emil mengungkap perkembangan atlet tenis meja di Bontang sangat pesat. Bahkan untuk di Kaltim, Bontang menjadi barometer tenis meja yang paling unggul.
“Kualitas atlet Bontang itu sangat baik. Meski sarana prasarana masih minim, tapi semangat atlet kita tak pernah minim,” ujar Emil.
Tak hanya Emil, Bambang Cipto pun menyebut sarana dan prasarana menjadi fokus perhatian saat ini. Pasalnya, bagaimana para atlet bisa berlatih jika tidak mempunya tempat latihan yang memadai. Kedepan, dirinya pun sudah mempersiapkan sekretariat KONI yang rencananya akan dibangun di sekitar Stadion Bessai Berinta.
“Cukup luas, jadi bisa dipakai untuk berlatih beberapa cabang olahraga. Namun, gedung tersebut baru akan masuk dalam tahap perencanaan karena badai defisit yang menerjang Bontang,” tutur Bambang. (zul)