Menjaga kesehatan gigi anak merupakan salah satu hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Sebagian orangtua memang menganggap wajar jika seorang anak mempunyai gigi yang rusak, namun sebenarnya hal itu tidak baik untuk kesehatan gigi dan mulut anak jika dibiarkan terlalu lama.
Ada banyak dampak yang dapat ditimbulkan oleh kerusakan pada gigi anak, salah satu di antaranya ialah berubahnya bentuk mulut dan tatanan gigi pada saat anak dewasa nanti. Maka dari itu, perlu adanya pencegahan terhadap resiko kerusakan pada gigi anak-anak agar tetap dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut serta memberikan hasil yang baik bagi anak-anak.
Hal ini akan sangat bermanfaat bagi anak terlebih saat mereka dewasa karena pada umumnya, kesehatan dan kebersihan mulut dan gigi adalah salah satu penunjang rasa percaya diri yang paling utama terlebih saat masa remaja.
Atik Suhargiati dokter gigi di RS LNG Badak mengatakan, hingga saat ini sudah terdapat banyak kasus mengenai kerusakan gigi pada anak. Kerusakan gigi pada anak saat ini sudah menjadi salah satu ancaman terbesar dalam kesehatan anak setelah asma dan demam. Kejadian seperti ini adalah sebagai akibat dari kelalaian orang tua dalam menjaga kesehatan gigi anak.
Padahal, kesehatan gigi dan mulut yang baik pada orang dewasa juga tergantung pada keadaan gigi dan mulut mereka saat masih kanak-kanak. “Mengingat efek jangka panjang yang dapat dirasakan oleh anak-anak kita kelak terkait dengan gigi dan mulut mereka, maka sebagai orang tua kita perlu mengantisipasi resiko tersebut sedini mungkin,” ujarnya.
Dikatakan Dokter yang biasa disapa Atik ini, Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu buah hati menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Cara yang pertama yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi anak adalah dengan mengenalkan pentingnya perawatan gigi sejak dini, yakni sejak anak memiliki gigi untuk pertama kali. Para orangtua dapat membiasakan menyikat gigi dengan baik dan benar setidaknya 2 kali sehari. “Jika anak baru mempunyai satu gigi, kita dapat memulainya dengan menggunakan kain kasa yang lembut untuk membersihkan gigi mereka. Lalu setelah tumbuh gigi-gigi berikutnya kita dapat mengajarkan mereka menggunakan sikat gigi,” jelasnya.
Langkah berikutnya adalah dengan meminimalisir sebisa mungkin penggunaan botol susu dan empeng bayi, terutama saat akan tidur agar sisa-sisa susu tidak tertinggal di gigi dan gusi serta bentuk gigi akan tetap terjaga dari sedotan anak yang terlalu kuat.
Kemudian, lanjut dokter gigi yang menggemari olahraga selam ini, kurangi jumlah minuman-minuman manis. Jika tidak dapat dihindarkan, orangtua dapat memberi mereka minum air mineral untuk menetralisir mulut dan gigi dari sisa-sisa minuman manis. “Langkah yang terakhir adalah dengan membiarkan mereka memilih sikat dan pasta gigi mereka sesuai selera mereka agar aktifitas menggosok gigi menjadi lebih menyenangkan bagi mereka,” tutupnya. (rw)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post