IMB Belum Ada, Gubernur Pakai KLIK
SAMARINDA – Setelah menanti tiga tahun lamanya, pembangunan Transmart Samarinda akhirnya mulai dilakukan. Groundbreaking atau peletakan batu pertama dari proyek yang meliputi Trans Studio Mini ini dilakukan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, Jumat (27/10) kemarin. Padahal izin mendirikan bangunan (IMB) dari Pemkot Samarinda untuk proyek ini belum ada.
“Pemkot Samarinda pada rapat terakhir berjanji IMB bisa selesai dalam dua hari selesai. Tapi sekarang sampai dua bulan belum juga selesai. Ini tidak mengikuti arus reformasi birokrasi yang kita inginkan,” kata Awang Faroek dalam sambutannya.
Belum adanya IMB ini menurut Faroek bukan kesalahan Pemprov Kaltim. Meski begitu pemprov tetap memulai pembangunan dengan memanfaatkan fasilitas Kemudahan Langsung Investasi Konstruksi (KLIK) yang diberikan Presiden RI Joko Widodo. Karenanya dia mengharapkan semua persyaratan yang diwajibkan dalam pembangunannya harus segera diselesaikan.
“Karena proses perizinannya yang tidak mengikuti aturan. Sekarang ini kan semua serba cepat, tapi kenapa dalam memberikan perizinan ini lambat. Ini karena ada persaingan. Kepentingan-kepentingan seperti itulah yang kadang-kadang menyulitkan saya,” sebutnya.
Padahal menurut Faroek, Samarinda harus bersyukur dengan kehadiran Transmart yang berlokasi di eks Hotel Lamin Indah, Jalan Bhayangkara. Dia menjelaskan, lahan seluas 40.940 meter persegi ini sepenuhnya menjadi milik pemerintah daerah. Sehingga dalam penggunaannya menjadi kewenangan Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda).
“Transmart yang dibangun ini bukan untuk kepentingan pribadi, kepentingan kelompok, ataupun kepentingan sesaat. Melainkan untuk kepentingan masyarakat Samarinda dan juga Kaltim,” terang Faroek.
Dalam hal ini, Transmart disebut akan menampung dan memberi ruang bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di daerah, juga sebagai tempat pembinaan koperasi. Bukan hanya untuk Samarinda, tetapi juga kota-kota lain di Kaltim. Untuk itu dia meminta setiap organisasi perangkat daerah (OPD) untuk mulai melakukan persiapan dalam rangka pemanfaatan Transmart.
Pembangunan Transmart yang di dalamnya meliputi Trans Studio Mini ini dihubungkan dengan konektivitas perhubungan darat, laut, dan udara yang tengah dibangun pemprov. Menurut Faroek, dengan selesainya berbagai infrastruktur seperti Bandara Samarinda Baru (BSB) dan jalan tol, bakal ikut menggerakkan perekonomian masyarakat Bumi Etam.
“Yakinlah bahwa Transmart dan Trans Studio ini bakal menjadi tujuan wisata seperti di Bandung. Kalau BSB selesai dibangun, dari berbagai daerah lain akan datang ke sini. Pasti Trans Studio ini akan jadi tujuan wisata. Apalagi dikatakan Transmart akan memberikan kualifikasi yang modern yang lebih baik dari yang ada di Bandung dan Makassar,” bebernya.
Untuk pembiayaannya, sambung Faroek, tidak mengalami masalah. Karena sudah terjadi sinergitas antara Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Dalam hal ini Perusahaan Daerah (Perusda) Melati Bhakti Satya (MBS) yang menangani proyek Transmart ini dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kaltim selaku pemberi pinjaman.
“Bahkan sebenarnya ada tiga perbankan nasional yang mendekati saya ingin ikut membangun ini. Tapi saya fokuskan pada BPD saja. Jadi tidak ada permasalahan dalam pendanaan,” tegasnya.
DISEWA SELAMA 30 TAHUN
Sementara itu Direktur Utama PT MBS Agus Dwi Tarto menjelaskan, Transmart Samarinda ini merupakan Transmart ke-16 yang dibangun di Indonesia. Pola pengembangannya menggunakan metode rancang bangun. Serta kemitraan dengan badan usaha milik negara (BUMN) yaitu PT yang memiliki reputasi baik di bidang properti maupun sebagai kontraktor.
“Di mana semua pihak telah menyatakan detil kesepakatannya. Beberapa hal yang menyangkut aspek termasuk aspek komersial dan detail spesifikasi maupun layout gedung,” kata Agus.
Untuk penganggaran pendanaannya, dilakukan melalui investasi jangka panjang. Nilainya sekira Rp 200 miliar dengan sumber dana kredit investasi dari BPD Kaltim. Masa pembangunan ditargetkan bakal berlangsung selama sebelas bulan. Gedung Transmart yang memiliki luas sekitar 33.342 meter persegi ini nantinya akan terdiri dari empat lantai fungsional.
“Semua lantai akan disewa oleh PT Trans Ritel Indonesia dalam jangka waktu 30 tahun. Sewanya diatur secara jelas pada hak dan kewajiban para pihak. Tidak ada ruang kosong yang tidak disewa, ini menguntungkan PT MBS,” terangnya.
Lebih lanjut dia memaparkan, empat lantai tersebut terdiri dari lantai dasar yang digunakan untuk keperluan mal, lantai satu dan dua untuk tempat belanja Transmart. Serta lantai ketiga yang digunakan untuk Trans Studio Mini dan Cinema. Fasilitas parkirnya mampu mencukupi untuk 300 mobil.
“Kami berharap setelah Transmart beroperasi, semua pihak dapat berperan aktif. Yang paling penting saling melengkapi sebagai pusat perekonomian,” tandas Agus. (luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: