Usia tak bisa ditawar. Setelah belasan tahun beroperasi, kondisi jaringan pipa akhirnya rapuh juga. Perlu perbaikan. Namun bertahap. Menyesuaikan anggaran yang terabatas. Tapi kelak, semua akan sempurna.
BONTANG – Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kelurahan Bontang Kuala kondisinya rusak. Fasilitas yang dibangun pada 2007 lalu, dulu dibiayai melalui kucuran anggaran APBD Kaltim. Akibat kerusakan ini, sebanyak 600 sambungan rumah (SR) terkena dampak. Namun, Pemkot Bontang secara bertahap melakukan perbaikan.
Kepala Bidang Sanitasi, Air Minum, dan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Bontang, Karel memaparkan, ada tiga faktor penyebab kerusakan. Meliputi pasang-surut air laut, umur pipa, hingga terkena imbas akses lalu-lalang masyarakat di lokasi tersebut saat berlayar.
“Karena kapal itu umumnya melewati kolong jembatan yang terdapat pipa IPAL-nya. Sehingga banyak yang dipotong untuk akses tersebut,” kata Karel.
Sebelumnya, Pemkot telah melakukan perbaikan jaringan dan penyambungan 25 SR. Proses ini dilakukan secara bertahap mengingat keterbatasan anggaran pemerintah daerah.
Tahun ini, dipastikan dilakukan penyambungan sejumlah 45 SR. Proyek ini, sekarang telah masuk proses lelang di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Pagu anggarannya sebesar Rp 1,7 miliar. Bersumber dari APBD 2019.
“Tentu ini belum dapat menjangkau seluruh sambungan di Bontang Kuala. Tetapi kami secara bertahap akan melakukan optimalisasi supaya IPAL berfungsi kembali,” ucapnya.
Dikatakan Karel, terjadi perbedaan teknis pemasangan nantinya. Jika sebelumnya penyambungan menggunakan metode pengeleman. Kini, Dinas PUPRK lebih memilih menyambung dengan metode rubber ring joint (RRJ) atau pemakaian karet.
Ia menilai struktur lebih kokoh. Mengingat penggunaan karet membuat pipa menjadi lebih elastis. Terutama ketika terkena goncangan. “Memakai pipa PVC dengan kualitas yang bagus pastinya,” sebut dia.
Diketahui, kehadiran IPAL dapat membantu program peningkatan kualitas sanitasi. Kehadiran sarana tersebut dapat mengurangi pencemaran air yang disebabkan oleh pembuangan tinja maupun oleh limbah domestik rumah tangga lainnya.
IPAL sendiri merupakan jaringan pipa instalasi yang dibuat agar pembuangan limbah air dan tinja yang berada di masyarakat dapat langsung masuk ke mesin pengolahan, sehingga tidak sampai mencemari tanah dan lingkungan yang ada di sekitar.
Berdasarkan jadwal tahapan lelang, hari ini memasuki proses penetapan pemenang. Hingga pukul 16.54 Wita, jumlah peserta lelang telah mencapai 37 perusahaan. (*/ak/ind/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post