SAMARINDA – Penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) masih menghantui warga Kota Tepian hingga akhir tahun ini. Apalagi dengan kondisi cuaca yang tidak menentu. Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda pun mengimbau agar warga selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) agar terhindar dari penyakit.
Pelaksana Tugas (Plt) Dinkes Samarinda, Rustam mengatakan, ISPA adalah penyakit saluran infeksi pernapasan yang identik dengan flu dan batuk. Infeksi ini umumnya disebabkan oleh virus yang menyerang hidung, pipa pernafasan, atau bahkan paru-paru. Penyakit ini dapat dikatakan berbahaya karena berasal dari virus dan dapat menular dengan cepat.
“Virus ini membahayakan karena jika terjadi komplikasi, bisa berakibat fatal, ” kata Rustam kepada Metro Samarinda, belum lama ini.
Dia menjelaskan, seseorang bisa tertular ISPA ketika dia menghirup udara yang mengandung virus atau bakteri. Apalagi dengan adanya penderita ISPA di sekitarnya. Virus atau bakteri ini dikeluarkan oleh penderita infeksi saluran pernapasan melalui bersin atau ketika batuk. Di Indonesia sendiri ISPA menempati peringkat pertama.
Lebih lanjut, Rustam menuturkan, untuk penanganan penyakit ini bisa memakan obat apotek atau langsung datang ke Puskesmas. Masyarakat tidak perlu khawatir membayar karena untuk ISPA, penanganannya digratiskan pemerintah.
“Di Puskesmas ada dan tidak dipungut biaya. Karena sudah mendapat anggaran sendiri dari APBD. Tinggal menunjukkan KTP nanti dilayani secara gratis. Di klinik dokter keluarga juga bisa. Kalau ada BPJS bisa gratis,” tutur Rustam.
Ia pun mengimbau, untuk pencegahan masyarakat bisa mulai menerapkan perilaku hidup sehat. Apalagi di daerah perkotaan seperti Samarinda, perumahan yang kumuh dan berdempet bisa menjadi sarang penyakit jika masyarakat tidak memperhatikan lingkungannya. Belum lagi perilaku tidak sehat warga perkotaan yang selalu membuang sampah sembarangan dan jarang berolahraga.
Padahal, PHBS sangat besar manfaatnya jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan sudah disosialisasikan pemerintah dari jauh hari. “PHBS ini paling tidak dimulai dari diri sendiri, kemudian di lingkup keluarga,”pungkasnya. (*/dev)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post