Oleh: Muhammad Zulfikar Akbar (Redaktur Bontang Post)
MUNCUL kalimat baru di kalangan generasi milenial saat ini. “Kids Zaman Now”, ibarat menggambarkan bagaimana kelakuan anak-anak atau generasi muda saat ini. Namun sayang, kalimat tersebut dominan menggambarkan sisi negatif dari mereka. Tak ayal, ketika suatu perbuatan negatif dilakukan olehnya, sontak yang lain pun akan berkata, “dasar, kids zaman now!”
Ungkapan kekesalan itu ada benarnya. Sebab, dari hari ke hari selalu ada perbuatan “aneh” yang dilakukan anak-anak muda yang mengaku generasi milenial itu. Ambil contoh berita yang heboh di seminggu terakhir ini. Kasus tersebarnya video tak senonoh yang diduga merupakan alumni salah satu kampus ternama di Indonesia, misalnya.
Atau kasus yang sama namun diduga juga dilakoni oleh alumni salah satu sekolah bergengsi di ibukota Kaltim. Dua peristiwa ini jelas menggambarkan, terjadi degradasi moral dan perilaku di kalangan “kids zaman now” ini.
Dikutip dari Jurnal Pendidikan Islam Volume 7 karya Sofa Muthohar dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang, dalam karyanya yang berjudul “Antisipasi Degradasi Moral di Era Global”, ia menyebut ada beberapa faktor global penyebab degradasi moral remaja.
Pertama, yakni tersebar luasnya pandangan materialistis tanpa spiritualitas. Kedua, konsep moralitas kesopanan menjadi longgar karena terpengaruh budaya barat akibat dari mudahnya mencari informasi melalui teknologi informasi. Ketiga, budaya global menawarkan kenikmatan semu melalui 3F; food, fashion, fun.
Keempat, masyarakat lebih bersifat individualistis dan kurang peduli terhadap lingkungannya, sehingga kontrol moral terutama pada remaja menjadi rendah. Kelima, keluarga kurang dapat memberi pengarahan karena orangtua sibuk dengan kegiatannya sendiri, bahkan broken home.
Keenam, sebagian sekolah tidak dapat mengontrol perilaku siswa karena keterbatasan waktu, sumber daya, dan sumber dana ataupun kurang menekankan pentingnya moralitas. Ringkasnya, dalam bahasa Kartini Kartono, penulis buku Patologi Sosial tersebut menulis, pengaruh lingkungan yang buruk ditambah dengan kontrol diri dan kontrol sosial yang semakin melemah, dapat mempercepat munculnya kenakalan remaja ataupun degradasi moral remaja.
Faktor-faktor tersebut, nyatanya sudah tampak pada generasi muda saat ini. Kebergantungan dengan gadget jadi salah satunya. Mereka lebih asyik untuk hidup di dunia maya ketimbang dunia nyata. Sebagian besar waktunya pun dihabiskan di depan layar ponsel. Jika tak bisa melakukan filter terhadap konten-konten yang masuk melalui gadgetnya, maka lambat laun akan dapat mempengaruhi kejiwaan para remaja, yang notabene masih dalam kondisi labil.
Meski begitu, bukan berarti masa depan para generasi milenial ini bakal gelap. Tidak, selama mereka sendiri mau memperbaiki diri dan mencari hal-hal positif yang lebih bermanfaat. Nyatanya, banyak pemuda saat ini yang justru sudah meraih sukses di usia muda. Ada yang sudah menempati jabatan atau posisi strategis di sebuah perusahaan, mampu memulai dan mengembangkan usaha sendiri, atau para pemuda kini yang begitu peduli terhadap lingkungan sosialnya. Mereka-mereka inilah, yang saya sebut “Pemuda Zaman Now”.
Beginilah pemuda seharusnya. Mereka yang mampu berbuat positif bagi dirinya, keluarga, dan lingkungannya sesuai porsi dan kemampuannya masing-masing. Pemuda yang pantang menyerah, membawa semangat perubahan ke arah yang lebih baik. Seperti para pemuda yang dulu mencetuskan “Sumpah Pemuda”, 89 tahun silam. Meski dari berbagai suku, budaya, agama, dan bahasa yang berbeda, namun berhasil menjadi satu dan memulai perjuangan rakyat Indonesia menuju kemerdekaan.
Semangat para pemuda 89 tahun yang lalu inilah, yang harus diwariskan kepada pemuda masa kini. Pemuda yang bakal memegang estafet kepemimpinan bangsa yang besar. Pemuda yang cerdas intelektual, moral, dan spiritualitasnya, serta yang tangguh menghadapi persaingan global. Pemuda masa kini, yang mampu menginspirasi banyak orang. (***)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: