Internet Dianggap Biang Perilaku Negatif Anak
SANGATTA – Internet dianggap sebagai biang melencengnya perilaku anak di zaman ini. Mulai dari berbuat mesum, perkelahian, pencabulan, pencurian, dan lainnya. Pemanfaatan internet baik di warnet maupun gadget, 100 persen merubah tingkah laku anak. Mayoritas membawa kepada hal yang negatif.
Dikatakan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kutim Aisyah, terjadinya perubahan negatif tersebut lantaran kalangan remaja merupakan masa pencarian jadi diri. Anak perumpamaan kertas kosong. Karena disuguhkan internet, maka apa yang dilihatnya langsung direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Nah kita tau sendiri, diinternet lebih banyak dampak negatifnya ketimbang yang positif. Baru buka saja sudah disajikan foto, video yang berkonten porno. Ada juga gambar kartun yang setengah telanjang. Karena penasaran dibuka lah konten tersebut,” ujar Aisyah.
Rasa penasaran tersebut terus berlanjut. Hingga akhirnya memberanikan diri membuka situs-situs porno. Merasa ketagihan, anak tersebut memanfaatkan momen pada saat di warnet ataupun melalui gadget yang dimiliki. Pasalnya, tidak dipungkiri anak SD saat ini sudah dibekali gadget oleh orang tuanya.
“Jadi bukan rahasia umum lagi jika anak-anak remaja mulai tingkat SD hingga SMA sudah berani membuka konten porno. Bahkan menontonnya. Parahnya, akibat perbuatannya tersebut mereka berani mempraktekkannya. Jadi internet sangat berpengaruh buruk sekali bagi anak-anak,” katanya.
Lantaran besarnya pengaruh negatif tersebut, mantan Kadiskes Kutim ini meminta kepada para guru untuk menghentikan perintah mencari materi sekolah di warnet bagi muridnya. Karena dirinya yakin, para murid lebih banyak menghabiskan waktu mencari hal-hal yang tidak dianjurkan ketimbang tugas sekolah. Mulai dari bermain games, FB, menonton film, dan lainnya.
“Jadi guru jangan suruh siswa ke warnet untuk mencari tugas sekolah. Kan banyak altenatif seperti koran, buku-buku, perpustakaan daerah, perpustakaan kecamatan dan desa. Ini juga akan membangkitkan semangat anak dalam membaca. Jadi jangan suruh cari di internet,” pintanya.
Kalaupun harus, maka wajib diberikan pendampingan oleh orang tua ataupun keluarga. Sehingga tugas utama lebih tepat sasaran. Jika dibiarkan sendirian, maka yakin akan membahayakan keberadaan dan psikologi anak.
“Jadi kalau memang perlu maka orang tua wajib damping. Tentu hal itu didahului dengan sosialisasi sekolah kepada orang tua masing-masing. Tetapi tetap dianjurkan menggunakan metode lain dalam menyelesaikan tugas sekolah ketimbang warnet,” pintanya.
Sementara itu, Kasatpol PP Muhammad Arif Yulianto menuturkan, jika pihaknya sudah memasukkan program grebek warnet. Bahkan sudah beberapa kali menggelar razia di warnet. Sasarannya ialah anak yang bolos sekolah dan larut malam nongkrong di warnet. “Bahkan hampir di setiap warnet ditempel untuk jam sekolah dilarang di warnet. Kalau kedapatan langsung kami angkut.” Kata Arif (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post