bontangpost.id – Pembelajaran tatap muka (PTM) di masa transisi bakal dimulai pada awal semester genap mendatang. Berdasarkan kalender akademik jatuh di awal Januari. Persiapan dilakukan oleh pihak sekolah. Baik itu membentuk tim khusus, mempersiapkan sarana protokol kesehatan, hingga penyebaran angket persetujuan orangtua.
Kepala SMA 1 Sumariyah mengatakan ada ketentuan yang diusulkan menyambut PTM kali ini. Berupa seluruh guru dan pelajar harus mengantongi hasil pemeriksaan rapid tes. “Supaya aman paling tidak telah melakukan rapid tes,” kata Sumariyah.
Dasar usulan itu mengacu terhadap surat keputusan bersama (SKB) empat menteri. Disinggung mengenai pembiayaan, untuk guru rencananya bakal diambil dari dana sekolah.
Namun, ia belum bisa menyebutkan dari pos penerimaan mana. Sementara untuk pelajar menjadi beban orangtua.
“Kami juga akan mencari solusi jika ada faktor tertentu sehingga pelajar tidak bisa melakukan rapid. Untuk guru kami akan cari payung hukumnya,” ucapnya.
Jangka waktu surat bebas Covid-19 maksimal dua pekan sebelum PTM dimulai. Meski demikian, usulan ini belum dibawa ke jenjang lebih tinggi. Berupa rapat koordinasi musyawarah kerja kepala sekolah (MKKS).
“Semua kepala sekolah membaca SKB empat menteri harusnya sepaham,” tutur dia.
Diketahui, di SMAN 1 terdapat tenaga pengajar sekira 60 orang. Sedangkan jumlah pelajar yakni 741. Terbagi dalam 21 rombongan belajar (rombel). Sekolah yang berlokasi di Jalan DI Panjaitan, Gang Piano 11, Bontang Baru ini tidak menerapkan skema sif. Mengingat terdapat guru yang memberikan materi selama 42 jam pembelajaran tiap pekannya.
Selain itu penerapan dua sif juga mengakibatkan guru bakal berada di sekolah dari pagi hingga sore. Pengaturan jam mengajar ini yang bakal rumit. Tak hanya itu dua sif juga membutuhkan mobilisasi penuh. Sehubungan dengan pengawasan penerapan protokol kesehatan.
Nantinya, SMAN akan menjalani PTM mulai 07.30 hingga 12.45 Wita. Sehari terdapat 10 jam pembelajaran. Satu jam pembelajaran berdurasi 30 menit. Skemanya, pelajar yang masuk diatur berdasarkan nomor absensi. Bagi nomor ganjil akan mengikuti PTM di pekan pertama. Sementara nomor genap akan mengikuti kegiatan belajar-mengajar (KBM) secara daring.
Tiga tim pun telah terbentuk oleh sekolah. Meliputi tim pembelajaran, kesehatan, dan humas. Ketiganya memiliki peran yang berbeda. Tim pembelajaran tugas mereka fokus terhadap kegiatan di kelas. Sementara tim kesehatan memiliki kewajiban jika terjadi pelajar yang terkonfirmasi positif terpapar Covid-19.
Sebelumnya diberitakan, Jubir Tim Gugus Tugas Adi Permana menyarankan sebaiknya tenaga pengajar menjalani pemeriksaan atau screening terlebih dahulu. Sebelum terlibat dalam proses kegiatan belajar-mengajar (KBM) tatap muka. “Minimal mereka rapid tes untuk mengetahui kondisi tubuhnya,” kata Adi.
Tujuannya agar dapat melakukan deteksi dini. Sehingga kasus tidak menyebar lebih luas. Apalagi situasinya ini rentan mengingat langsung melakukan kontak dengan anak. Meskipun diketahui imunitas anak lebih tinggi dibandingkan orangtua.
Termasuk riwayat klinis tenaga pengajar harus menjadi pertimbangan utama. Jika memiliki penyakit komorbid tentunya akan ditentukan keputusannya pada saat Disdikbud menggelar koordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19. “Harus diidentifikasi gurunya. Apakah fit semua atau tidak,” pungkasnya. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post