SANGATTA – Kepala Bidang Hubungan Darat Dinas Perhubungan (Dishub) Kutim, Failu angkat bicara terkait kemelut supir angkot dan Bus Damri belakangan ini.
Sebelumnya, supir angkot didukung Organda Kutim meminta kepada semua bus jurusan pedalaman Sangatta Rantau Pulung, Kaliorang, Sangkulirang, dan Kaubun agar tidak mengangkut konsumen di bibir jalan.
Sebab, semua penumpang dalam kota merupakan hak angkot. Bus dipersilahkan untuk mengambil tumpangan di terminal kilo satu Sangatta Selatan. Bukan mengangkut di pinggir jalan.
Tak lain, tujuannya ialah untuk menghidupkan terminal serta mengerti hak dan kewajiban masing masing. Jika tidak dicegah, maka akan berimbas buruk dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Menilai hal ini, Failu meminta permasalahan tersebut tidak disoal dan dibesar besarkan. Pasalnya, ini merupakan perkara kecil yang bisa diselesaikan secara musyawarah.
“Saya sudah komunikasi kepada semuanya. Baik organda maupun supir bus. Supir bus juga sudah mengerti dan siap tidak mengambil penumpang di jalan,” ujar Pailu.
Masalahnya, lanjut mantan Kepala Pemadam Kebakaran itu, ini merupakan kehendak penumpang. Penumpang enggan menunggu di terminal. Alasannya, karena jauh dan menghabiskan dana lebih banyak.
“Pertama dari rumah naik angkot ke terminal makan uang. Belum lagi naik bus. Jadi dua kali lipat,” jelas Pailu.
Permasalahan lainnya, penumpang jurusan kecamatan tidak setiap hari menggunakan jasa bus. Akan tetapi hanya sesekali saja. Apalagi, fokus mereka ialah lintas kecamatan, bukan dalam kota.
“Penumpang Damri itu pas pasan juga ekonomi mereka. Makanya langsung menunggu di depan rumah atau di pinggir jalan saja,” katanya.
Dirinya berharap, tidak terjadi lagi aksi penghentian supir bus di jalan. Karena hal itu tidak akan memecahkan masalah.
“Tetapi apapun itu, kami akan tetap mencarikan solusi yang terbaik,” katanya.(dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: