MESKIPUN sudah terkenal hingga luar negeri, Karst Mangkalihat masih jauh dari perhatian. Padahal, wisata ini kaya akan keindahan. Mulai dari Pegunungan, gua, hutan, flora dan fauna, bebatuan, hingga pemandangan laut. Paling menjadi andalan ialah lukisan tapak tangan.
Sudah banyak wisatawan yang mengunjunginya. Lokal hingga mancanegara. Jumlahnya ribuan. Semua memuji ciptaan Tuhan tersebut. Menjadi wajar jika karst di Kecamatan Karangan ini diakui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization(UNESCO).
Camat Karangan, Suharman Cono mengatakan tak ada yang berubah. Semua masih alami. Dia justru menyoroti fasilitas wisatawan. Di antaranya masalah infrastruktur, baik jalan, gazebo, serta tempat inap yang dilengkapi air dan listrik.
“Jalan sudah diperbaiki dari perusahaan. Pengerasan 8 meter. Lebih baik lagi jika di semenisasi,” ujar pria yang kerap disama Cono tersebut.
Paling dibutuhkan, kata dia, ialah tempat menginap. Wisatawan selama ini hanya mengandalkan tenda saat menginap. Seharusnya, disediakan tempat khusus. “Kalau mau ke kota sekira 30 kilometer. Ya, nginap di gua. Bawa tenda masing-masing. Ada juga perumahan dekat situ. Kalau penginapan harus ke kota,” katanya.
Disinggung masalah ancaman, dirinya memastikan aman. Karena ada sanksi jika ditemukan dengan sengaja melakukan pengrusakan. “Tidak ada ancaman warga yang rusak. Ada diawasi. Diawasi adat. Mudahan saja tahun depan dapat dibenahi lagi. Ini semua demi kita. Jika banyak yang datang, maka akan menambah PAD kita,” pungkasnya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: