bontangpost.id – Jumlah kasus penderita demam berdarah dengue (DBD) di Bontang pada Februari ini menurun dibandingkan Januari 2024. Dinas Kesehatan (Diskes) Bontang mencatat ada 42 kasus penderita yang tersebar di 13 kelurahan. Padahal Januari lalu angka kasus DBD mencapai 80. Belum lagi ada satu kasus kematian akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti ini.
Fungsional Epidemiologi Muda, Diskes Bontang Nur Ilham mengatakan meski angka penderita menurun tetapi masyarakat harus tetap waspada. Apalagi Bontang masih terkadang diguyur hujan.
“Masyarakat harus tetap memperhatikan kondisi lingkungan. Jangan sampai kasus DBD di Maret ini kembali melonjak,” kata Nur Ilham.
Berdasarkan data dari 15 kelurahan yang ada, kasus DBD tidak ditemukan di Kelurahan Gunung Elai dan Satimpo. Sementara kasus terbanyak di Gunung Telihan dengan total delapan. Ia menyebut media yang bisa menjadi tempat tumbuh kembang nyamuk harus segera dibersihkan.
“Angka ini juga masih di bawah pola maksimal. Karena kasus terbanyak selama Februari terjadi di 2019 dengan 92 kasus,” ungkapnya.
Dia mengingatkan, untuk menutup tempat penampungan air, menaruhkan bubuk abate di bak mandi, hingga memperhatikan tempat penampungan air. Meliputi vas bunga, tatakan dispenser, hingga drum. “Jadi kegiatan untuk membasmi jentik harus tetap rutin,” ucapnya.
Pasalnya untuk fogging hanya dapat membunuh nyamuk dewasa. Sementara melalui gerakan 3M ini bisa memberantas hingga sumber permasalahan. Utamanya di kawasan yang kerap ada penampungan air.
Ia juga menekankan banyaknya kasus DBD bukan disebabkan oleh penerapan Wolbachia. Justru Wolbachia ialah upaya dalam penekanan kasus DBD. Hanya membutuhkan waktu untuk nyamuk yang berwolbachia ini berkembang biak. Jogjakarta pun baru berhasil setelah satu tahun pasca penerapan itu.
“Terkait untuk pendistribusian ember Wolbachia di area perusahaan Kelurahan Belimbing juga masih dalam proses,” jelasnya. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post