Bontangpost.id
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Selasa, 20 April 2021
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
Bontangpost.id
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Bontangpost.id
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Home Catatan Dahlan Iskan

Ke Tambora Lewat Pulau Moyo

Reporter: BontangPost
Jumat, 19 Oktober 2018, 09:15 WITA
dalam Dahlan Iskan
3 menit dibaca
Bagaimana Menjaring Orang Mampu

DAHLAN ISKAN

Scan MeShare on FacebookShare on Twitter

Oleh: Dahlan Iskan

Saya baru saja sarapan soto kambing di Sumbawa Besar. Saya memang suka kangen soto Sumbawa ini. Terutama kepala kambingnya. Disajikan utuh. Di atas piring. Asyik makannya: telinga, mata, lidah, pipi dan semua bagian yang ada di kepala itu.

Lalu saya pun pusing: bagaimana bisa cepat sampai di Tambora. Dengan jalan darat perlu lima jam. Harus memutari teluk. Kalau naik pesawat harus turun di Bima. Bima-Tambora lima jam juga. Pesawatnya pun tidak ada.

Saya putuskan ini: carter speed boat. Memotong teluk itu. Lautnya toh tenang. Terlindung di balik pulau Moyo. Yang membujur memanjang di mulut teluk.

Speed boat menyusuri pantai pulau Moyo: tempat rocker dunia Mick Jagger berlibur. Tempat Lady Di menenangkan hati. Kapan itu.

Kami pun melaju di atas laut. Hanya 1,5 jam. Sudah bisa tiba di Tambora.

Saya kaget: kok di Tambora ada dermaga yang begitu besarnya. Begitu kokohnya. Sudah mirip pelabuhan besar. Tapi tidak ada kapal yang  sandar di situ.

Ternyata itu pelabuhan lama. Bekas milik PT Fener. Rakyat masih menyebutnya pelabuhan Fener.

Perusahaan itu sudah lama check-out dari Tambora.  Sudah puluhan tahun. Setelah menebangi habis kayu-kayu di Tambora. Diangkut melalui pelabuhan itu.

Baca Juga:  Wardah Tahan Goda

Saya bayangkan betapa banyak kayu yang dibabat dari Tambora. Sampai untuk mengangkutnya diperlukan pelabuhan begitu besarnya. Begitu permanennya.

Pelabuhan itu sudah lama mati. Tapi bisa jadi daya tarik: bagi yang mau investasi di sini. Tidak perlu membangun pelabuhan lagi. Yang sangat mahal itu.

Di Tambora, untuk membangun pelabuhan sekelas itu tidak mudah. Juga tidak murah. Bisa habis Rp 100 miliar sendiri.

Tentu pelabuhan Fener sangat berguna. Bagi investor baru. Seperti pabrik gula ini. Yang baru dibangun ini. Di dekat Tambora ini.

Pabrik gula di Tambora? Yang gersang itu? Yang nun jauh itu? Oh…setelah ke sana saya paham. Pabrik gula ini tidak hanya menggiling tebu. Tapi juga memasak gula impor. Raw sugar. Menjadi gula kristal.

Pelabuhan Fener itu pun bisa diandalkan. Untuk kedatangan raw sugar impor. Atau pengiriman gula kristal yang dihasilkan pabrik.

Semula saya kagum dengan investor pabrik gula di Tambora ini: Samora Group. Yang selama ini kita kenal sebagai importir raksasa raw sugar. Kok begitu idealisnya. Mau membangun pabrik gula di wilayah yang begitu gersangnya.

Ternyata itu tadi. Pabrik itu juga untuk menggiling raw sugar impor. Ya… sudah. Baik juga.

Baca Juga:  Kuda Messi Keledai Emosi

Siapa tahu. Sambil mengolah raw sugar bisa membina petani tebu lokal. Yang selama ini hanya tahu menanam jagung. Atau menanam pohon mente.

Saya mampir ke pabrik gula itu. Aroma gulanya harum. Aroma dari proses pengolahannya. Pabrik ini bersih. Tidak ada ceceran tebu. Bahkan lagi tidak ada tebu yang dikirim ke pabrik itu. Yang berkapasitas 5.000 TCD itu.

Saya masih bisa belajar satu hal baik dari pabrik ini: sistem kerjasamanya dengan petani.

”Kami menggunakan sistem beli putus,” ujar Joko Handoyo, pimpinan pabrik ini. Yang memang ahli gula. Yang sepanjang hidupnya menggeluti pabrik gula. Mulai dari Kebon Agung malang, Tasik Madu Jogja, Medan, Pati, Blora dan sekarang Tambora.

Di Tambora ini Joko tidak mau ruwet. Menerapkan sistem baru: beli putus.

Artinya: pabrik beli tebu saja. Seberapa banyak petani kirim tebu bisa langsung dibayar. Berdasar harga yang sudah ditetapkan.

Itu untuk menggantikan sistem lama di Jawa: petani kirim tebu, pabrik menghilingnya, pabrik mengolahnya jadi gula, baru petani bisa menjual gulanya.

Sistem lama itu ruwet. Sering menimbulkan masalah. Petani tidak tahu: tebu sekian ton yang dikirimnya itu bisa menjadi berapa ton gula. Pasrah saja ke pabrik. Lalu muncul saling curiga.

Baca Juga:  Laser Batu Ginjal Lamongan

Ada persoalan rendemen. Ada persoalan efisiensi pabrik. Kalau pabriknya tidak efisien petani ikut menanggung akibatnya.

Petani sering mencurigai pabrik: memainkan prosentasi rendemen.

Dengan sistem baru di Tambora ini tidak ada peluang untuk saling curiga. Simple dan beres.

Tapi belum tentu pabrik gula di Jawa bisa meniru Tambora. Ini persoalan cash flow besar. Pabrik gula harus siap dengan uang besar.

Belum tentu pabrik gula di Jawa punya uang seperti di Tambora.

Dengan sistem beli putus di Tambora itu petani tebu tidak akan ribut. Kegagalan manajemen di pabrik urusan pabrik sendiri.

Bukan berarti petani tebu Tambora tidak pusing.

Persoalannya: di Tambora ini tanah begitu kering. Belum ada pemikiran sistem pengairan baru. Saya lihat ini: tanaman tebu di situ begitu kurus batangnya. Begitu kerontang daunnya.

Perkiraan saya: satu hektar hanya menghasilkan 30 ton. Bandingkan dengan lokasi yang lebih berat di Sumba timur: bisa 90 ton. Dengan teknologi pengairan barunya.

Tambora: yang debu letusan gunungnya pernah menggelapkan langit sampai New York.

Tambora: kini mulai menanam tebu. Apa adanya.(dahlan iskan)

Share this:

  • Twitter
  • Facebook


Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Saksikan video menarik berikut ini:

Tags: dahlan iskan
Print Friendly, PDF & Email
PindaiBagikan7Tweet4Kirim

Dapatkan informasi terbaru langsung di perangkat anda. Langganan sekarang!

Berhenti Berlangganan

Komentar Anda

Related Posts

Menang Nirkuasa

Menang Nirkuasa

Jumat, 10 Mei 2019, 06:17 WITA
Bagaimana Menjaring Orang Mampu

Dokter Cerai

Kamis, 9 Mei 2019, 06:00 WITA
Kursi Roda

Kursi Roda

Selasa, 7 Mei 2019, 06:43 WITA
37 Derajat

37 Derajat

Senin, 6 Mei 2019, 05:57 WITA
Orang Suci

Orang Suci

Minggu, 5 Mei 2019, 12:01 WITA
Jantung Bocor

Jantung Bocor

Sabtu, 4 Mei 2019, 13:05 WITA
Postingan Selanjutnya
Dikira Bukan Istri Sandi

Dikira Bukan Istri Sandi

  • Terpopuler
  • Komentar
  • Terbaru
Kesal Selalu Minta Dinikahi, Oknum TNI di Balikpapan Nekat Habisi Nyawa Kekasihnya

Kesal Selalu Minta Dinikahi, Oknum TNI di Balikpapan Nekat Habisi Nyawa Kekasihnya

Rabu, 14 April 2021, 08:45 WITA
Perampokan di Rawa Indah; Pemilik Toko Diancam Badik, Rp 15 Juta Raib

Perampokan di Rawa Indah; Pemilik Toko Diancam Badik, Rp 15 Juta Raib

Senin, 19 April 2021, 19:50 WITA
Jalan Poros Samarinda-Bontang Rusak karena Dijadikan Hauling, Tindakan Tegas Aparat Dinanti

Jalan Poros Samarinda-Bontang Rusak karena Dijadikan Hauling, Tindakan Tegas Aparat Dinanti

Sabtu, 17 April 2021, 10:35 WITA
Kerusakan Jalan Nasional di Tanah Datar, Perusahaan Tambang Harus Bertanggung Jawab

Kerusakan Jalan Nasional di Tanah Datar, Perusahaan Tambang Harus Bertanggung Jawab

Kamis, 15 April 2021, 12:00 WITA
BREAKING NEWS!!! Toko di Rawa Indah Dirampok selepas Buka Puasa

BREAKING NEWS!!! Toko di Rawa Indah Dirampok selepas Buka Puasa

Senin, 19 April 2021, 19:34 WITA
Ibu Rumah Tangga Jual Miras Cap Tikus

Ibu Rumah Tangga Jual Miras Cap Tikus

Selasa, 20 April 2021, 14:00 WITA
Capaian Vaksinasi Lansia Melejit

Capaian Vaksinasi Lansia Melejit

Selasa, 20 April 2021, 13:00 WITA
Perampokan di Rawa Indah; Pelaku Terekam CCTv saat Melarikan Diri, Berikut Videonya

Perampokan di Rawa Indah; Pelaku Terekam CCTv saat Melarikan Diri, Berikut Videonya

Selasa, 20 April 2021, 12:13 WITA
Puluhan Truk Tanpa Nopol Pengangkut Batu Bara Ikut Hancurkan Jalan di Bontang Lestari

Puluhan Truk Tanpa Nopol Pengangkut Batu Bara Ikut Hancurkan Jalan di Bontang Lestari

Selasa, 20 April 2021, 12:00 WITA
Jika Ujian Tatap Muka Berhasil, PTM Dipastikan Mulai Juli 2021

Jika Ujian Tatap Muka Berhasil, PTM Dipastikan Mulai Juli 2021

Selasa, 20 April 2021, 11:00 WITA
  • Indeks Berita
  • Redaksi
  • Mitra
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kontak
Iklan dan Marketing: (0548)20545

© 2019 Bontangpost.id. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE

© 2019 Bontangpost.id. All Rights Reserved.