BONTANG – Kondisi traffic light tenaga surya di Bontang kerap kali bermasalah. Dinas Perhubungan (Dishub) pun berkeinginan mengganti dengan tenaga listrik dari PLN. Namun, lagi-lagi terkendala anggaran. Imbas kondisi keuangan Pemkot mengalami defisit.
Kabid Perhubungan Darat Dishub, Bina Antasariansyah mengatakan, tahun ini anggaran yang disediakan hanya untuk perawatan (maintenance) traffic light dan rambu-rambu marka jalan saja. Adapun total anggaran kedua hal tersebut, berkisar Rp 100 jutaan.
“Untuk yang mengubah ke listrik PLN belum bisa karena masih defisit,” ujar Bina Jumat (20/1).
Bina membandingkan, tahun lalu anggaran untuk maintenance traffic light saja sebesar Rp 100 Juta. Itupun dalam pelaksanaannya, sempat mengalami kehabisan spare part. Sehingga ketika terjadi kerusakan, pihaknya harus mencari komponen-komponen bekas yang masih bisa terpakai, guna mengantisipasi agar tetap menyala.
Namun di tahun ini, dana Rp 100 juta dipakai untuk dua kegiatan maintanance, tentu bisa jadi berdampak pada kondisi stok spare part yang semakin sedikit. “Sebenarnya dari dana yang ada, masih kurang. Tapi setidaknya bisa mengatasi jika terjadi kerusakan,” ungkapnya.
Untuk mengantisipasi apabila terjadi kehabisan stok, Bina menyebut akan kembali melakukan sistem kanibal. Mencari komponen-komponen bekas yang masih bisa terpakai, sehingga traffic light tetap bisa menyala.
“Harapan kami supaya ke depan tidak ada resiko pemeliharaan terus menerus. Kami mengusulkan agar yang sebelumnya menggunakan tenaga surya, bisa segera diganti menggunakan sumber listrik dari PLN,” pungkasnya. (bbg)