SANGATTA – Memasuki masa tiga tahun kepemimpinan, Pemerintah Kutim paparkan masa kerja di dua tahun terakhir. Sebagai bahan evaluasi, agar memiliki strategi untuk menegaKkan kerja tuntas selama masa jabatan. Selain itu juga sebagai tongkat estafet untuk melanjutkan kepemimpinan.
Disampaikan Bupati Kutim, Ismunandar perihal capaian selama 2016-2017. Ia mengaku sempat menghadapi masa-masa sulit di bidang keuangan daerah, namun ia merasa tetap optimistis menghadapi tantangan tersebut, dan telah dilakukan upaya seperti meningkatkan efisiensi dalam budgeting.
Dengan meningkatkan proses pengendalian pembangunan secara berkala melalui kegiatan coffee morning, mengupayakan pendanaan alternatif dari sumber-sumber lain seperti APBN, APBD Provinsi dan pinjaman daerah untuk meningkatkan kemampuan fiskal daerah, serta meningkatkan peran semua pemangku kepentingan dalam pembangunan daerah, termasuk di dalamnya adalah optimalisasi program Corporate Social Responsibility (CSR).
“Ada beberapa kemajuan pelaksanaan pembangunan daerah, antara lain perkembangan ekonomi daerah yang ditunjukan oleh laju pertumbuhan Produk Domestic Regional Bruto (PDRB), diketahui laju pertumbuhan PDRB tanpa migas dan batu bara 2016 sebesar 1,14% meningkat menjadi 2.93% pada 2017,” ujarnya saat menyampaikan agenda tahunan Sidang Paripurna Istimewa I mendengarkan pidato bupati menjelang peringatan HUT Kutim, di Gedung DPRD, Kamis (11/10).
Sedangkan dengan migas dan batu bara sebesar (-1,07%) pada 2016 meningkat menjadi 1,49% di 2017.
Juga, pencapaian angka indeks pembangunan manusia (IPM) sebagai indikator komposit dari pembangunan sektor pendidikan kesehatan dan daya beli, meningkat dari 71,10% di 2016 menjadi 71,91 % pada 2017, sedangkan indeks kedalaman kemiskinan, antara 2016 dan 2017 mengalami penurunan dari angka 2,05% menjadi 1,26%.
“Indikator kesehatan masyarakat Kutim dari 72,39 pada 2016 meningkat menjadi 72,45 pada 2017. Untuk indikator pendidikan ditunjukan dengan angka rata-rata lama sekolah mengalami peningkatan darai 8,72 pada 2016 menjadi 8,96 pada 2017, dalam bidang pembangunan infrastruktur terutama jalan, air bersih dan listrik terus mengalami peningkatan,” katanya.
Dia menyampaikan, pembangunan bidang pertanian dalam arti luas pada sub sektor tanaman pangan ditunjukan oleh produktifitas beberapa komoditas unggulan. Padi sawah di 2017 produktifitas 49.86 Kw/Ha meningkat menjadi 50,43 Kw/Ha gabah kering panen pada 2018, untuk sub sektor perkebunan, produksi kelapa sawit 2016 mencapai 5,08 juta ton dan pada 2017 menjadi 5,87 juta ton.
“Jumlah fasilitas pasar yang terbangun hingga 2016 sebanyak tiga unit, kemudian pada 2017 dibangun satu unit dan 2018 tujuh unit. Dengan demikian hingga tahun 2018 telah terbangun 11 unit pasar,” paparnya.
Adapun indeks pembangunan desa, yang diukur berdasarkan lima indikator dasar yakni pelayanan dasar, kondisi infrastruktur, aksesbilitas atau transportasi, pelayanan umum dan penyelenggaraan pemerintah.
“Desa berkembang 2015 sebanyak 108 desa, kemudian 2017 menjadi 119 desa. Lalu untuk desa mandiri di 2015 sebanyak empat desa, dan 2017 menjadi delapan desa,” katanya.
Namun dalam prosesnya, masih terdapat kekurangan. Seperti terbatasnya akses ke daerah terpencil. Masih ada desa-desa di kawasan hutan. Belum rampungnya Bandara Sangkima, juga kebutuhan infrastruktur masih terbilang minim.
“Kami menyadari masih banyak kekurangan dan harus bisa mencari cara yang baik untuk meningkatkan kualitas dalam melayani masyarakat,” katanya.
Tidak hanya itu, dirinya juga membeberkan perihal rencana infrastruktur yang akan diselesaikan. Sebagian diantaranya termasuk program multiyears.
“Kami juga berupaya agar infrastruktur semakin meningkat. Agar memudahkan dalam distribusi ke pedalaman, juga penyelesaian pelabuhan, bandara, peningkatan jalan ring road, jembatan, jalan pedalaman, tempat ibadah, pembangunan gedung bela diri, bahkan saluran drainase,” terang Ismu sapaan akrabnya. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post