SANGATTA – Pemulung di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batota, tampak berbeda dengan pemulung kebanyakan. Pasalnya, mereka memiliki Kartu identitas khusus. Peran mereka dinilai sangat penting untuk mengurangi jumlah sampah di TPA tersebut.
Dwi Devianty, Kepala Pengelola Limbah Domestik dan Lumpur Tinja TPA Batota mengatakan, pemulung di TPA tersebut memang memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA). Kartu tersebut berguna untuk memudahkan pemantauan kinerja mereka.
Melihat antusias pemulung yang aktif menjadi alasan pihak UPT TPA membina para pemulung. Hingga kini sebanyak 75 orang yang aktif dapat dipantau melalui absensi.
Tak hanya itu, pemulung disertakan dalam kegiatan Gerakan Jumat Bersih (GJB). Kegiatan tersebut rutin diadakan setiap hari Jumat.
“Kita selalu datang untuk memantau absensi mereka” ujar
Adapun peran fungsi dari pemulung adalah untuk membantu memilah sampah. Karena dengan bantuan kinerja mereka dapat meminimalisasi tumpukan sampah. Berjumlah 20% sampah anorganik dan 40% sampah organik yang mereka kelola mengurangi volume sampah di TPA kami” jelas wanita berhijab tersebut.
Tingkat keaktifan pemulung akan dievaluasi setiap 6 bulan sekali. Jika kinerja dinilai tidak maksimal maka bisa dilakukan pencabutan KTA.
“Harapan kami para pemulung bisa aktif agar tidak terjadi pencabutan KTA,” ucap Evi sapaan akrabnya. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: