bontangpost.id – Panorama antrean kendaraan pencari BBM bersubsidi mengular di seluruh SPBU di Kota Taman. Pada SPBU Tanjung Laut kendaraan yang hendak mengisi BBM jenis Pertalite berbaris rapi dari pintu gerbang SPBU hingga Kantor Dispopar, pada Minggu (3/12) lalu. Jika diukur dengan peta google maka jaraknya mencapai 500 meter.
Jarak itu memang terdapat ruang kosong. Lantaran pemilik toko maupun warung meminta agar depan bangunannya tidak diisi antrean. Menanggapi itu, Kabag Perekonomian dan SDA Setkot Bontang Moch Arif Rochman mengatakan fenomena ini tidak hanya terjadi di Kota Taman.
“Balikpapan dan Samarinda situasinya juga sama,” kata Arif.
Pemkot dan DPRD pun duduk bersama. Membahas terkait antrean di SPBU ini. Guna memastikan jalan apa yang diambil untuk mengurangi panjang antrean. Disinggung mengenai usulan penambahan kuota, konteks itu memang sudah diajukan oleh Penjabat Gubernur Kaltim.
“Tetapi pastinya seperti apa bisa diketahui setelah kami bahas besok (hari ini),” ucapnya.
Termasuk dengan faktor penyebab yang terjadi. Pasalnya pembahasan ini juga melibatkan beberapa pemilik SPBU. Diharapkan mengerti permasalahan yang terjadi. Berdasarkan data terakhir per Oktober lalu, penyaluran BBM Subsidi Pertalite di kota Bontang periode Januari – Oktober 2023 sebesar 20.746 KL.
Sekitar 73 persen dari kuota yang sudah ditetapkan. Pertamina memastikan kuota BBM subsidi Pertalite di Bontang hingga Desember 2023 masih 7.654 kilo liter. Dengan jumlah itu, seharusnya tak ada kelangkaan BBM subsidi.
Subsidi Solar di kota Bontang periode yang sama sebesar 14.272 atau sekitar 80 persen dari Kuota yang sudah ditetapkan.
“Sisa BBM solar yang akan didistribusikan sampai Desember ialah 1.517 kilo liter. Jumlahnya memang relatif sedikit tapi masih tetap aman,” pungkas Area Manager Communication, Relation & CSR Kalimantan Arya Yusa Dwicandra. (ak)
