Selalu aktif di dunia sepak bola, membuat usaha sablon Al Mashuri hingga kini terus mendapat kepercayaan tim-tim sepak bola yang ada di Bontang, Balikpapan hingga Kutim.
Veri Sakal, Bontang
Al Mashuri memulai usaha sablon kaos pertama di kota asalnya Semarang, Jawa Tengah sejak 1998 silam. Keahlian itu didapat karena wilayah rumahnya merupakan daerah industri yang memproduksi segala jenis pakaian jadi, mulai dari bayi, anak-anak, dan dewasa. Maka dari itu, Al Mashuri mencoba membuka peluang dengan membuka usaha sablon kaos tim bola, karena melihat potensi di wilayahnya tersebut.
“Saya mengetahui cara menyablon karena banyak belajar dari teman yang bekerja di perusahaan garmen,” jelasnya, Jumat (28/4) kemarin.
Dengan tabungan miliknya, ia pun membeli mesin jahit dan memberdayakan teman-teman sekitar rumahnya yang dapat menjahit untuk dapat dipekerjakan. Akhirnya baru dua bulan, ia sudah dapat memproduksi kaos tim sepak bola sendiri. Namun di awal produksi itu, ia tidak langsung menjualnya. Melainkan hanya membagikan kepada tim sepak bola yang dibelanya.
“Saya ingin menghasilkan produk terbaik dahulu waktu itu, makanya saya belum menjualnya dan hanya membagikan gratis,” ujarnya.
Tidak berselang lama, begitu merasa laik menjual hasil jahitan dan sablon dari usaha yang dijalankan, dia pun mulai mendapat kepercayaan warga sekitar khususnya tim-tim bola di wilayahnya. Bahkan saking larisnya, yang awalnya hanya mengaji dua karyarwan, ia pun bisa menambah dan mengaji hingga tujuh karyawan kala itu. Namun seiring dengan banyaknya usaha serupa di kampungnya tersebut, ia pun memikirkan untuk membuka usaha di kota lain. Saat itu ia memilih Bontang sebagai kota tujuan membuka usahanya tersebut guna dapat menghidupi keluarga kecilnya.
“Sebenarnya sebelum dan sesudah menikah saya pernah tinggal di Bontang pada tahun 1990 hingga 1997. Namun usai menikah di 1997 itu saya kembali ke Semarang,” kenangnya.
Pria akrab disapa Uri ini menjelaskan, dipilihnya Bontang saat itu karena melihat juga potensi usaha yang dijalankan di kota itu yang akan berkembang karena belum adanya warga Bontang membuka usaha tersebut. Maka dari itu, hal ini lah yang membuat Uri bersama sang istri dan ketiga anaknya, memutuskan pindah dari Semarang ke Bontang di 2008 silam.
Keputusannya pindah ternyata tepat, sebab tak lama menetap di Jalan Selat Bali Nomor 11 RT 07 Kelurahan Tanjung Laut, yang merupakan kediamannya hingga saat ini. Usahanya dari tahun ke tahun terus berkembang. Pasalnya berkat membuka usaha tersebut, berbagai Sekolah Sepak Bola (SSB) dan tim senior di Bontang memesan kaos tim di rumahnya yang dijadikan tempat usaha tersebut hingga kini.
“Kepercayaan pelanggan selama ini karena produk kalimantan namun harga jawa. Selain itu, kami selalu mengerjakan pesanan selalu tepat waktu,” ujarnya.
Berkembangnya usaha yang dijalankan tersebut, sebenarnya tak lepas dari dirinya yang merupakan mantan pemain bola di Liga Galatama yang bermain di Gajah Mungkur dan mempunyai banyak teman saat bermain terpencar di pulau kalimantan, seperti di Balikpapan dan Kutai Timur (Kutim). Maka dari itu, berkah dari ia bermain bola tersebut ia pun sampai saat ini masih mendapat pesanan kaos bola dari teman-temannya yang mengurus bola berada di kota-kota tersebut.
“Berkat aktif di sepak bola khususnya menjadi pelatih di Bontang, ini juga membuat saya banyak memiliki banyak teman di sini dan menjadi berkah buat saya,” tuturnya.
Pria yang juga merupakan asisten pelatih Bontang FC ini memaparkan, untuk harga kaos bola yang diberikan dikatakannya ini tergantung dari jenis kainnya. Bila kain bagus, maka harga yang diberikan mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 120 ribu. Namun bila kain biasa, bisa Rp 70 ribu hingga Rp 80 ribu. Tetapi dia mengaku bahwa kain yang diberikan adalah merupakan jenis yang bagus, karena kain-kain ini didatangkan langsung dari Semarang.
Dia pun mengaku, pesanan kaos tim bola, baik yang ada di Bontang, Bailkpapan, dan Kutim sebulan bisa mencapai 7 hingga 10 tim. Pendapatan kotor yang bisa diraih mencapai Rp 40 juta sebulan. Namun hasil tersebut masih jauh dari target yang diinginkan. Sebab biaya gaji karyawan saja sebanyak tujuh orang disebutkannya ia membayarnya meski dengan cara borongan bisa mencapai Rp 3 juta per bulan. Ini belum membeli kain di Semarang dan biaya lain-lainnya.
“Rencananya saya ingin meningkatkan produk dan pendapatan kami. Dengan cara membeli digital printing dan mesin jahit teknologi tercanggih,” pungkasnya. (Bersambung)
Tentang Al Mashuri:
Nama: Al Mashuri
TTL: Semarang, 25 Agustus 1970
Nama Orang Tua: H M Said-Hj Suparni
Istri: Khusnul Korida Irayani
Anak:
1.Dimas Riski Alfareza
2.M Rian Saviola
3.Rafa Ardika
Alamat: Jalan Selat Bali Nomor 11 RT 07 Kelurahan Tanjung Laut, Kecamatan Bontang Selatan.
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: