Mengidolakan sosok almarhum Zainuddin MZ, memotivasi Hartono giat mempelajari dunia dakwah. Pernah bermimpi menggantikan posisi sang idola saat berceramah, maksimalkan mempelajari ilmu serta ajaran Allah.
Rachman Wahid, Bontang
SEJAK medio 1987 silam, pria kelahiran Banjarmasin ini mempelajari seluk beluk berpidato. Bahkan, ketika masih bersekolah di Madrasah Tsanawiyah ia sudah sering mengisi kuliah tujuh menit (kultum) saat tarawih. Awal karir itulah yang membawanya mengisi ceramah dari satu kampung, ke kampung lainnya pada 1988 lalu.
Hingga akhirnya pada 2001, Hartono hijrah ke Kota Taman mengawali perjalanan dakwahnya sebagai guru ngaji. Tak berhenti di situ, berkarir di tanah rantau mengantarkanya bergabung dengan Yaumil Badak LNG sebagai pembina para mualaf hingga 2005.
Ia menceritakan kepada Bontang Post, sebelumnya di 2004, suami dari Noorsinah ini sempat mendaftarkan diri sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dan yang pada akhirnya memantapkan pilihannya menjadi PNS serta meninggalkan pekerjaan sebelumnya. Sejak saat itu, Hartono ditugaskan memberikan penyuluhan Agama Islam kepada para mualaf se-Bontang sampai pertengahan 2013 lalu.
“2004-2005 saya masih bekerja di Yaumil Badak, memasuki 2006 saya diminta memilih. Saya memantapkan diri sebagai PNS,” jelas dia.
Dari Kantor Urusan Agama (KUA) Bontang Barat, Kementrian Agama (Kemenag) Bontang, sampai KUA Bontang Utara pernah ditempatinya. Hampir selama 2 tahun ia selalu dipindah tugaskan di tiga wilayah tersebut untuk secara bergantian memberikan materi dakwah kepada ratusan jemaah mualaf.
Perjalanan itu pada akhirnya membawa Hartono sebagai Kepala KUA Bontang Barat, sejak akhir 2013 hingga saat ini. Sebelumnya, kata dia, pada medio 2006, ia mendirikan Forum Mualaf Bontang, terinspirasi kala pertama kali berdakwah di Bontang membekali ilmu Islam pada jemaah mualaf. Juga sebagai jembatan penghubung para mualaf se-Bontang untuk tetap mempelajari Islam.
“Sampai saat ini saya pendiri sekaligus pembina di forum itu. Paling hanya seminggu sekali saya mengisi ceramah di sana,” kata dia.
Berceramah masih kerap ia lakukan usai mengemban tugas sebagai Kepala KUA Bontang Barat. Setiap pekan, Hartono sudah memiliki jadwal rutin berdakwah, maupun mengisi khotbah Jumat dari satu masjid ke masjid lainnya.
Suka duka selama 26 tahun berkecimpung di dunia dakwah sudah dirasakannya. Hartono mengaku banyak bertemu dengan para jemaah dan menyampaikan ilmu ajaran Islam menjadi rasa suka tersendiri selama ia menjadi seorang mubalig.
“Dukanya hanya ketika melihat jumlah jemaah yang menghadiri cermah terhitung sedikit. Namun, meski hanya dua orang, akan tetap saya sampaikan ilmu tersebut,” tutupnya. (***)
TENTANG HARTONO
NAMA: Hartono
TTL: Banjarmasin, 6 September 1972
ISTRI: Noorsinah
ANAK:
Naila Izzatil Murtadha
Muna Iffatur Rahimah
Fairuz Nurul Qolbi
RIWAYAT PENDIDIKAN:
SD Hidayahtullah, Banjarmasin
Madrasah Tsanawiyah Al Falah, Banjar Baru
Madrasah Aliyah Al Falah, Banjar Baru
S1 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari, Banjarmasin, Fakultas Dakwah
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post