Mengawali kariernya di Kepolisian dari lulusan Akademi Polisi (Akpol), membuat perwira berusia 23 tahun itu memiliki impian untuk menjadi seorang Kapolri.
MEGA ASRI, Bontang
Berkompetisi dengan 17 ribu calon siswa pendaftar Akpol tahun 2011 lalu, Inspektur Polisi Dua atau disingkat Ipda Fajar termasuk salah satu siswa yang lolos seleksi dari jumlah 400 orang yang lolos.
Mulai berjuang di tahap pertama yakni Polda Kalimantan Tengah (Kalteng) bersama 200 orang pendaftar. Fajar akhirnya lolos dan kembali berjuang di Mabes Polri dengan tahapan seleksi yang sama.
Ternyata, dirinya tidak mengikuti tes Akpol dengan cuma-cuma. Tetapi, perlu waktu 2 tahun untuknya mempersiapkan segala sesuatunya. Sehingga sejak kelas 2 SMA, Fajar sudah mulai menyiapkan dirinya, baik itu dalam hal akademiknya, psikologinya, hingga fisiknya.
“Padahal cita-cita kecil saya banyak, mulai dari ingin jadi pilot, hingga dokter. Tapi ketika SMA, barulah terbersit bahwa saya ingin menjadi seorang polisi, mengabdikan diri agar berguna bagi nusa dan bangsa,” ungkapnya.
Selama lulus dari pendidikan Akpol tahun 2015 lalu di Semarang, Ipda Fajar Riansyah langsung mendapat tugas di Polda Kaltim. Padahal, dirinya awal mendaftar Akpol pada tahun 2011 di Polda Kalimantan Tengah (Kalteng).
Perwira berpangkat 1 balok emas itu, termasuk perwira termuda di Polres Bontang. Sebelum memiliki jabatan sebagai Kanit Opsnal Sat Reskrim Polres Bontang, Ipda Fajar ini sempat bertugas di Polda Kaltim selama 2 minggu. Namun itu hanya sebagai transit hingga akhirnya ditugaskan di Polres Bontang.
Awal ditugaskan, Fajar memang belum memiliki job dan masih ditempatkan di bagian Sumda selama 1 bulan. Dilanjut ke KSPK selama 5 bulan. Hingga akhirnya dirinya menjabat sebagai Kanit Opsnal Sat Reskrim Polres Bontang sejak Februari 2016 hingga sekarang. “Sudah satu tahun 2 bulan, selama itu, beberapa kasus besar sudah saya ungkap,” ujarnya.
Pengalaman selama mendapat amanah jabatan pun, Fajar mengaku bahwa terkadang, kondisi di lapangan tidak sesuai dengan teori yang dia pelajari. Meski demikian, beberapa kasus yang diatensi sudah dia selesaikan. Sementara, untuk kasus-kasus biasa masih proses penyelidikan.
Selama menjadi Kanit Opsnal Sat Reskrim, Fajar mengaku pengalaman yang paling menarik ialah saat pihaknya mengungkap kasus penemuan tengkorak atau kerangka manusia di Kilometer 27 Jalan Poros Samarinda Bontang RT 11 Desa Semangko Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) pada Selasa, 8 November 2016 silam.
Pasalnya, Unit Opsnal bekerja ekstra mencari petunjuk hingga harus bolak balik Bontang-Marangkayu-Kukar selama 3 minggu. Selama 3 minggu itu, pihaknya terus mencari info siapa dalang dibalik 2 kerangka manusia yang ditemukan warga sekitar. “Akhirnya, selama 28 hari dilakukan penyelidikan, tersangkanya pun dapat kami amankan,” ujarnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga berhasil mengungkap kasus penikaman di wilayah Rawa Indah beberapa waktu lalu. Ipda Fajar pun termasuk orang yang simple, sehingga dirinya tak pernah terobsesi hal lain.
Untuk pangkatnya, dia mengaku akan mengikuti alurnya saja. “Kalau impian, ingin jadi jenderal, kalau bisa ingin jadi Kapolri,” kata dia santai.
Selama di Bontang ini, Ipda Fajar tinggal sendiri. Anak pertama dari 3 bersaudara itu mengaku Bontang termasuk kota yang banyak fasilitasnya. Karena kebanyakan dari rekan seangkatannya, ditempatkan di perbatasan yang beberapa fasilitasnya belum lengkap. Dirinya juga merasa kerasan tinggal di Bontang, mengingat masyarakatnya yang ramah. Termasuk suasanya yang terbilang cukup kondusif. (bersambung)
TENTANG IPDA FAJAR
Nama : Fajar Riansyah Pratama STK
TTL : Banda Aceh, 24 Januari 1994
Alamat : Rumah Dinas Polres Bontang
Orang Tua : Syahrul Iman dan Hasrati
Pendidikan :
- SDN 10 Ahmad Yani Purwakarta
- SMPN 1 Palangkaraya
- SMAN 2 Palangkaraya
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post