BONTANG – Kisruh pemberian vaksin measles dan rubela (MR) di SDN 005 Bontang Utara berakhir. Wali murid dan pihak sekolah sepakat berdamai. Proses mediasi kedua belah pihak difasilitasi oleh Polsek Bontang Utara, Kamis (25/10) kemarin.
Kapolsek Bontang Utara Iptu Eko W yang didampingi para jajarannya mengatakan, sejatinya masalah yang terjadi karena kesalahpahaman. Di mana para orang tua merasa haknya diabaikan dan menyebarkannya di media sosial. “Ini salah penyampaian saja. Makanya sebagai warga negara yang baik, ayo kita dukung program nasional pemerintah,” jelas Eko di ruangannya saat memimpin mediasi secara kekeluargaan antara kedua belah pihak, Kamis (25/10) kemarin.
Eko mengimbau ke depannya jika ingin melaksanakan program nasional pemerintah, maka sosialisasi harus dirampungkan dulu. “Jangan berhenti di tengah jalan, baru anak-anak divaksin seperti Selasa (23/10) lalu, tuntaskan dulu. Saya minta hal seperti ini tidak terulang lagi,” tegasnya.
Dalam pertemuan tersebut, dihadiri orang tua murid SDN 005 Bontang Utara , di antaranya Andi Welly dan suaminya Kartolo Rimba, Murni, serta Yuli dan suaminya Hamid. Nama terakhir merupakan pemilik akun Yulinya Hamid yang pada Selasa (23/10) lalu mengunggah status di facebook terkait kejadian di sekolah yang dianggap sebagai jebakan.
Hadir juga dari Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Diskes-KB) Bontang, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kementerian Agama. Dari pihak sekolah, hadir Kepala SDN 005 Bontang Utara Akhmadi.
Salah satu wali murid, Murni, awalnya mengaku ketakutan saat mendengar anaknya akan divaksin tanpa izin. Pasalnya, sang anak masih dalam proses penyembuhan pascasakit. “Anak saya dirawat 4 bulan lalu dari sakit radang paru-paru. Nah dia sudah disuntik, padahal saya masih di bawah dengar sosialisasi. Itulah kenapa saat itu saya lepas kontrol, karena saya takut,” kata Murni.
Setelah masing-masing pihak diberikan waktu mengeluarkan pendapatnya, akhirnya baik orang tua, Diskes-KB, maupun Kepala SDN 005 Loktuan, bersepakat hal tersebut diakhiri dengan damai. Unggahan status facebook akun Yulinya Hamid pun telah dihapus.
Sementara itu perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi, M Satta menjelaskan cakupan pelaksanaan vaksin khusus wilayah Bontang paling rendah. “Bontang ini paling buncit di Kaltim, dibanding Balikpapan, Tenggarong, Kutim, Berau dan lainnya. Bontang baru 56 persen capaiannya, sedangkan daerah lain sudah di atas 70 persen,” papar Satta. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post