Korban Simpan Video Serangan Buaya Guntung, Berikut Penjelasannya

Nur Hasanah memperlihatkan hasil rontgen tiga titik tulang kaki kanan patah yang dialami putrinya, Fitria Risqi Ramadani (Lutfi/bontangpost.id)

bontangpost.id – Proses relokasi tiga buaya yang kerap memasuki permukiman warga di bantaran Sungai Guntung, menuai banyak sorotan. Salah satunya persoalan ciri buaya yang mengarah ke buaya Riska.

Fitria Rizqi Ramadani (27) yang merupakan warga RT 02 sekaligus korban dalam musibah tragis pada 8 Agustus lalu itu mengaku jelas melihat ciri buaya saat kali pertama diseret ke sungai. Kala itu Rizqi masih dalam kondisi sadar.

Untuk memastikan pernyataan tersebut, redaksi bontangpost.id bertandang ke kediamannya yang berada di RT 02, Kelurahan Guntung.

Sesampainya di sana, orang tua Rizqi, Nur Hasanah (47) memperlihatkan video penyerangan buaya yang menimpa anaknya.

Berdasarkan pengamatan redaksi bontangpost.id, video tersebut memperlihatkan serangan kedua buaya terhadap Rizqi. Yang mana kondisi Risqi sudah tak sadarkan diri.

Namun, serangan buaya kedua gagal lantaran buaya tersebut terhalang kapal yang melintang. Sehingga, warga langsung mengevakuasi Rizqi ke lokasi yang lebih aman.

Tak hanya itu, ciri-ciri buaya dalam video tersebut ialah memiliki kulit berwarna hitam. Letaknya berada dari ujung moncong buaya hingga ekor. Kemudian memiliki corak kekuningan di bawah moncong. Sepintas, gigi tajam layaknya buaya pada umumnya nampak dalam video tersebut.

Ciri tersebut terlihat jelas lantaran mendapatkan pencahayaan dari lampu senter warga yang berada di atas jembatan.

Adanya video tersebut, menguatkan Nur Hasanah juga keluarganya bahwa ciri buaya yang menyerang putrinya persis seperti ciri buaya Riska.

“Maaf kami tidak bisa membagikan videonya. Kami hanya bisa memperlihatkan saja. Soalnya kondisi anak saya tidak memungkinan di video tersebut,” ucap Nur Hasanah.

Ia menjelaskan, proses penyembuhan luka yang dialami putrinya akibat kejadian nahas tersebut membutuhkan waktu cukup lama. Sebab Rizqi mengalami luka serius berupa bekas robekan di beberapa titik bagian kaki kanan hingga lipatan paha kanan.

Tak hanya itu, tiga tulang di kaki kanan putrinya patah. Di antaranya, tulang paha kanan, tulang lutut, dan tulang pergelangan kaki kanan. Hal itu baru diketahui usai melakukan kontrol rutin di rumah sakit.

“Akibat kejadian itu anak saya menjalani total empat kali operasi. Baik itu di RS PKT maupun di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda. Dan yang baru dipen itu bagian tulang paha kanan. Dua sisanya belum. Karena saya enggak tega dengan kondisi anak saya,” jelasnya.

Terlepas dari buaya Riska atau bukan yang menyerang putrinya, Nur Hasanah sangat bersyukur dengan adanya tindakan dari pemerintah Kota Bontang untuk merelokasi beberapa buaya yang pernah memasuki permukiman warga.

“Jangan sampai ada korban lain. Cukup keluarga saya saja. Justru saya semakin khawatir akan ada kejadian berikutnya kalau pemerintah tidak mengambil tindakan,” tandasnya.

Sementara itu, Lurah Guntung Denny febrian mengatakan bahwa persoalan relokasi buaya oleh BKSDA Bontang menjadi kesepakatan bersama. Baik dari Forum RT, tokoh masyarakat, tokoh lembaga adat, hingga DPRD Bontang.

Setidaknya, sekitar lebih dari 50 masyarakat mengumpulkan tanda tangan menyetujui proses relokasi buaya yang bakal dilakukan BKSDA Kaltim.

“Hal itu sebagai bentuk kekhawatiran masyarakat yang dituangkan sebagai aspirasi. Dan itu sudah disepakati. Saat itu oknum yang diduga menghalangi kinerja BKSDA tidak bisa hadir dalam forum karena sakit,” sebutnya.

Dia menegaskan, bahwa relokasi buaya tidak pandang bulu. Yang artinya, buaya yang pernah memasuki kawasan permukiman warga akan menjadi sasaran relokasi.

“Jadi ketika melakukan penyusuran sungai jika ditemukan buaya maka itu akan diangkut. Kami tidak bermaksud untuk menyudutkan satu sama lain. Tapi ini sudah menjadi keputusan bersama,” tutupnya. (*)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version