SAMARINDA – Tarik ulur mengenai pengisian kursi wakil wali kota (Wawali) Samarinda tak kunjung menemui titik terang. Terlebih semenjak ditinggalkan almarhum Nusyirwan Ismail Februari lalu. Dampaknya, hingga kini kursi orang penting kedua di Kota Tepian itu masih tak bertuan.
Ketua Tim Pansus Tatib Pemilihan dan Penggantian Wawali DPRD Samarinda, Adhigustiawarman mengatakan, hingga kini ketiga partai pengusung yakni Demokrat, PKS dan NasDem yang disebut telah mengajukan calon nama pengganti ke DPRD Samarinda.
Selain itu, tim pansus juga sudah menyurati ke tiga parpol yang bersangkutan agar segera menyerahkan nama kandidat untuk diparipurnakan. Namun nyatanya hingga kini belum ada balasan.
“Yang jelas kami sebagai pansus belum menerima balasan surat itu. Tidak tahu ya kalau di sekretariat,” kata dia, belum lama ini.
Sebab, kalaupun surat tersebut sudah masuk di sekretariat, dia memastikan, pasti akan langsung disampaikan pada tim pansus wawali. “Selama ini kan kabarnya masing-masing partai pengusung sudah mengajukan nama. Tapi mana, secara resminya kami belum ada menerima,” kata dia.
Adhigustiawarman mengatakan, sepengetahuan pihaknya surat pengajuan nama kandidat wawali biasanya dikeluarkan berdasar rekomendasi dewan pimpinan pusat (DPP) setiap parpol. Sehingga, ada kemungkinan bahwa parpol di daerah menunggu rekomendasi dari parpol pusat.
“Seandainya parpol di daerah kabupaten/kota mengeluarkan nama, namun jika DPP tidak merestui, mau bagaimana. Kemungkinan itu yanng mereka tunggu,” kata dia.
Sebab, berdasar pengalaman pihaknya, proses pengajuan nama calon wawali tersebut memang paling lama terletak pada parpol pengusung. Karena adanya kepentingan berbagai pihak. “Kami selaku pansus hanya bisa menunggu, yang jelas kami juga maunya cepat,” ujarnya.
Kendati demikian, ia tidak menampik jika ada kemungkinan bahwa kepala daerah dalam posisi serupa ingin memimpin roda pemerintahan seorang diri. Sebab dengan begitu tidak akan ada intervensi kebijakan dari pihak lainnya.
“Ini nyata terjadi. Sehingga kalau pun ada pasangan, itu biasanya berdasarkan kemauan sendiri,” ucapnya.
Oleh karena itu, agar tidak timbul gesekan, ia pun tidak mempermasalahkan apabila setiap parpol ingin mengajukan satu nama sebagai calon wawali. “Memang menurut aturan hanya boleh dua nama yang diajukan, tapi kan kita ini ada tiga parpol. Tidak apa-apa kalau semuanya ingin mengajukan satu nama,” tutur dia.
Sebelumnya, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang dengan gamblang menyatakan, kekosongan kursi wawali tidak menjadi masalah dalam roda pemerintahan. Terlebih, dirinya dibantu oleh sekretaris kota (Sekkot) beserta jajarannya. “Kan walaupun kursi wawali kosong masih ada sekkot dan asisten. Tidak apa-apalah,” kata dia. (*/dev)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post