BONTANG – Kerusakan lampu lalu-lintas langsung mendapat perhatian serius dari Dinas Perhubungan (Dishub). Dishub meminta ada pergantian beberapa lampu lalu-lintas tahun depan dari solar cell ke sambungan PLN. Harapannya pergantian ini dapat meminimalisir kerusakan atau gangguan yang sering terjadi. Berkaitan dengan penganggarannya, Dishub berharap mendapat bantuan dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari beberapa perusahaan di Bontang.
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Sukardi menilai bahwa lampu lalu-lintas sekarang kebanyakan menggunakan tenaga solar cell. Faktor yang menyebabkan gangguan pada solar cell ialah masalah cuaca. “Sekarang lagi musim hujan, jikalau tidak ada sinar matahari maka setrum yang dialirkan melalui solar cell tidak ada. Sehingga lampu lalu-lintas mengalami gangguan,” ungkap Sukardi.
Dishub akan melakukan pergantian dengan beberapa tahapan. Tahapan pertama akan dilakukan pergantian lampu lalu-lintas di perempatan Rumah Sakit Amalia, Pertigaan Ramayana, dan Perempatan Jalan KS Tubun. “Saya sudah melakukan koordinasi dengan Wakil Walikota terkait usulan pergantian lampu lalu-lintas ini,” tambahnya.
Biaya untuk pergantian lampu lalu-lintas ini tidaklah murah. Perlu minimal Rp 180 juta untuk mengganti empat lampu lalu-lintas dalam satu lokasi. “Kedepan kami akan membahas dengan beberapa perusahaan yang ada di Bontang seperti PT Badak NGL dan PT Pupuk Kaltim untuk mengalokasikan dana CSR-nya berkaitan dengan traffict light usai lebaran nanti.
Nominal Rp 180 juta untuk Pemkot Bontang sangatlah besar apalagi situasi perekonomian yang saat ini masih defisit, tetapi apabila ini ditanggung bersama dengan perusahaan akan lebih ringan. Apalagi ada beberapa titik lokasi yang berdekatan dengan perusahaan tersebut, misalnya Perempatan Lengkol dan simpang tiga Yabis yang dekat dengan PT Badak NGL serta pertigaan jalan Letjen S. Parman yang masuk ligkup PT Pupuk Kaltim,” ulasnya.
Sehubungan dengan ikut matinya lampu lalu-lintas jika terdapat pemadaman listrik dari PLN nanti, ia tidak dapat memastikannya. Hal tersebut bisa teratasi apabila terdapat genset dalam lokasi lampu lalu-lintas tersebut. “Di Surabaya memang apabila pemadaman listrik terjadi, lampu lalu-lintas tetap menyala karena ada gensetnya. Tentunya membutuhkan anggaran besar, sedangkan genset yang biasa Dishub pakai di Pelabuhan Umum Lhok Tuan milik KM Roro saja sekarang dipindah ke Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) untuk menunjang aktivitas disana semisal ada pemadaman listrik,” tandasnya. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: