BONTANG – Pengawasan terhadap pengetap diminta lebih diperketat. Mengingat praktiknya sudah semakin menjadi-jadi. Sekretaris Komisi II DPRD Suwardi meminta agar masalah ini segera diselesaikan. Sehingga tidak menimbulkan kecemburuan sosial.
Suwardi berharap ketegasan dari pemilik dan petugas SPBU. Supaya tidak memberikan pelayanan kepada mobil yang telah memodifikasi tangkinya. “Kalau dilanggar itu bisa menjadi musibah bagi pemilik dan petugas SPBU,” kata politikus Gerindra ini.
Pengamanan juga perlu melibatkan aparat keamanan. Menurutnya, bukti yang telah dikantongi sopir truk dapat diberikan kepada kepolisian. Agar bisa dilacak siapa pelakunya. Secara otomatis, sanksi tegas bakal menanti pelaku.
Jika dalam waktu dekat kelangkaan solar masih terjadi, maka Komisi II akan memanggil pemilik SPBU untuk dimintai keterangan. Agar bisa mendapat klarifikasi terhadap kasus dugaan praktik pengetapan bio solar. “Komisi II akan agendakan rapat dengar pendapat jika solar masih langka,” terang Suwardi.
Itu juga untuk menjawab pertanyaana apakah kelangkaan juga disebabkan stok dari Pertamina yang habis. Kalau kebutuhan Bontang dirasa kurang, maka diupayakan untuk ditambah. “Sama seperti saat Lebaran, jangan sampai ada kelangkaan,” terangnya.
Senada, Wakil Ketua Komisi II Arif mengatakan perlunya ketegasan pemkot dalam menangani permasalahan ini. Namun, DPRD tidak bisa melangkah lebih jauh karena wewenang ini berada di tangan aparat kepolisian. “Khawatirnya digunakan untuk bisnis. Kalau seperti itu berarti sudah ranahnya kepolisian,” pungkas Arif.
Kelangkaan bahan bakar solar sejak sebulan lalu mengundang kegelisahan sopir truk pengangkut material bahan bangunan dan jasa pengiriman. Berdasarkan hasil pengamatan mereka, ada upaya praktik pengetapan yang dilakukan oknum tak bertanggung jawab.
Ical, salah satu sopir mengatakan, dia mendapati kendaraan yang mengisi bahan bakar sampai Rp 2 juta di salah satu SPBU di Bontang. Padahal daya tampung tangki kendaraan tersebut maksimal hanya 100 liter.
“Ini menjadi tanda tanya jika dihitung harga solar Rp 5.150 per liter maka kalau Rp 2 juta membayarnya mencapai 388 liter. Apa iya ada kendaraan yang mampu menampung bahan bakar sebanyak itu,” ujarnya. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post