BONTANG–Membangun rumah ibadah di tengah laut bukan hal mudah. Masjid yang digadang-gadang bakal menjadi ikon maritim Kota Taman itu harus memiliki 1.000 tiang pancang. Kedalaman pancangan pun minimal 50 meter.
Tak heran jika Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (Dinas PU-PRK) Bontang Tavip Nugroho menargetkan, kontraktor pemenang harus bisa menyelesaikan 10 tiang pancang dalam sehari pengerjaan. “Butuh seribuan tiang pancang jumlah batangnya dengan lebar 6–8 meter,” kata Tavip.
Untuk satu titik tiang pancang, kedalamannya mencapai 50 meter yang disesuaikan dengan Pelabuhan Umum Loktuan. Targetnya, tiang pancang bisa terpasang dalam waktu tiga bulan. “Karena selesai tiang pancang, baru membuat struktur dan fondasi (tiang pancang) di bawahnya harus kuat,” ungkapnya.
Meski dianggap berat, Tavip optimistis bisa selesai tepat waktu. Asalkan, kontraktor pemenang harus yang bonafide, sehingga dia memiliki modal untuk membeli tiang pancang. “Ia harus punya modal, dan bisa beli semua tiang pancang, tak bisa bertahap,” ujarnya.
Disinggung mengenai lokasi Masjid Terapung yang berada tak jauh dari Pelabuhan Umum Loktuan, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Bontang Mukhlish Tohepaly menyatakan belum bisa menanggapi. Mengingat, pihaknya perlu melihat lokasi yang dibangun Masjid Terapung.
“Saya belum bisa berikan pendapat, masih di Jakarta ikut acara Menhub, insyaallah balik, cek, dan baru bisa berpendapat,” bebernya.
Masjid terapung berlokasi di kawasan Selambai Loktuan. Meski berada di sisi kanan Pelabuhan Loktuan, perlu dilakukan pengecekan apakah mengganggu alur laut, kolam putar kapal atau tidak. (mga/kri/k8/prokal)
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Saksikan video menarik berikut ini:
Komentar Anda