• Indeks Berita
  • Redaksi
  • Mitra
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kontak
Bontang Post | Mencerdaskan dan Menginspirasi
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
No Result
View All Result
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE
No Result
View All Result
Bontang Post | Mencerdaskan dan Menginspirasi
No Result
View All Result
Home Nasional

Melihat Akulturasi Tionghoa-Bali dalam Imlek

by M Zulfikar Akbar
6 Februari 2019, 10:00
in Nasional
Reading Time: 3 mins read
0
AKULTURASI: Warga melakukan persembahyangan di Griya Kongco Dwipayana Tanah Kilap Denpasar kemarin. (Agung Bayu/JPG)

AKULTURASI: Warga melakukan persembahyangan di Griya Kongco Dwipayana Tanah Kilap Denpasar kemarin. (Agung Bayu/JPG)

Share on FacebookShare on Twitter

BANGLI – Akulturasi budaya antara Bali dan Tionghoa terasa kental saat perayaan Tahun Baru Imlek 2570 atau tahun 2019 Masehi di Kintamani, Bangli. Perayaan dengan akulturasi dua budaya yang kuat itu dapat dilihat konco atau kelenteng di Pura Ulun Danu Batur, Desa Batur, Selasa pagi kemarin (5/2/2019).

Seperti yang dilakukan warga Bali keturunan Tionghoa. Mereka melakukan persembahyangan di altar konco. Mereka yang datang dari seluruh penjuru Bali itu terlihat bersuka-cita menghaturkan berbagai jenis persembahan.

Seperti salah seorang pemedek, Nengah Sadi. Dia bersama keluarganya melakukan persembahyangan di kelenteng Pura Ulun Danu Batur. Mulai aneka buah, jajan, hingga sesaji lainnya dihaturkan di altar konco.

Tak hanya itu, sejumlah pemedek berpakaian adat Bali juga turut mengikuti rangkaian persembahyangan kepada para dewa. Mereka juga membakar kertas berbentuk uang berwarna emas di dalam tungku pembakaran. Itu dilakukan usai sembahyang di altar konco.

Menurut Putu Gede Yoli Paramajaya, selaku Ketua Konco perwakilan Kintamani dan Umat Tionghoa Tri Dharma Kecamatan Kintamani, Imlek merupakan momentum pergantian tahun untuk mensyukuri kemakmuran yang dianugerahi para dewa.

Terkait prosesi, perayaan Imlek juga diisi ritual bakar uang kertas yang disebut persembahan Cap Go. Prosesi itu bermakna memohon kesejahteraan dan kemakmuran. Ritual itu juga bisa dimaknai sebagai wujud syukur atas berkah yang telah dilimpahkan para dewa.

Baca Juga:  Waw! Gili Trawangan 90 Persen Sudah Penuh

“Berapa pun rejeki yang diperoleh, segitu uang kertas yang dibeli kemudian dibakar. Maknanya akan mendapat rejeki seberapa kita menabung,” ucapnya.

Selain pembakaran kertas emas, warga yang merayakan Imlek juga melakukan prosesi bakar kertas perak. Maknanya adalah menghormati leluhur sekaligus memohon diberikan rezeki. Itu dilakukan di rumah masing-masing setelah sembahyang di konco.

Umat Tionghoa juga mempersembahkan Samsing. Aneka sesembahan berupa daging babi, ayam, darah ayam, hingga telur bebek. Ada juga tujuh macam buah seperti pisang, tebu, apel, pir, jeruk Bali, srikaya, manggis.

Paramajaya menjelaskan, para dewa diyakini turun ke dunia saat tiga hari setelah Imlek. Rangkaian Imlek disebutnya berlangsung selama 15 hari atau disebut hari Cap Go Meh. Momen itu baik untuk memohon kemakmuran.

“Persiapan perayaan Imlek dilakukan seminggu sebelumnya. Kegiatannya di sini dimulai sejak tanggal 24 bulan 12 Tahun Tionghoa. Para dewa diyakini naik. Kami diperbolehkan bersih-bersih di altar dan pelataran tempat suci menjelang Imlek. Untuk persembahyangan ini dilakukan oleh masing-masing (mandiri) umat dan keluarga. Tidak ada sembahyang bersama,” terangnya.

Baca Juga:  Jadi Pelancar Rezeki, Ini Resep Kue Mangkok Khas Imlek

Untuk diketahui, konco yang ada di Pura Ulun Danu Batur adalah yang terbesar di Kintamani. Konco menjadi tanggung jawab masyarakat keturunan Tionghoa dari empat desa di Kintamani. Sebanyak 60 kepala keluarga (KK) di Kintamani, Desa Langgahan 100 KK, Desa Kembangsari 100 KK, dan Lampug 80 KK.

Sementara itu, di Kota Denpasar, salah satu klenteng yang ramai dikunjungi saat Imlek kemarin adalah Griya Kongco Dwipayana. Konco yang terletak di areal Pura Tanah kilap ini memang terkenal sebagai konco atau klenteng yang memiliki arsitektur khas Bali. Tak hanya arsitekturnya namun persembahan serta hiasan perayaan Imleknya pun sarat dengan tradisi Bali.

Dari pantauan di lokasi, para umat terus berdatangan silih berganti. Uniknya umat Tionghoa yang datang untuk bersembahyang rata – rata menggunakan kebaya dan membawa banten sebagai persembahan.

Perayaan Imlek di kongco ini tak hanya dirayakan oleh warga etnis Tionghoa maupun Budha, tapi juga umat Hindu. Masing-masing umat beribadah dengan khusyuk dan membawa sarana upacara sesuai keyakinan masing-masing.

“Keistimewaan konco ini perbauran lintas agama antara umat Budha dan Hindu tanpa ada rasa beda dan lain agama juga datang untuk berdoa sesuai keyakinannya,” kata Ratu Mangku Griya Kongco Dwipayana, Ida Bagus Adnyana.

Baca Juga:  Berharap Lebih Baik di Tahun Anjing Tanah

Menurutnya salah satu yang menjadi ciri khas di Kongco Griya Dwipayana yaitu Kolam 7 Dewi. “Kolam Tujuh Dewi ini satu-satunya di Indonesia, hanya kalau mitosnya di mana-mana ada, perwujudan untuk sembayang cuma di sini,” tuturnya.

Bagi warga Bali, Imlek dikenal sebagai Galungan Cina, bedanya Hari Galungan Bali dirayakan setiap enam bulan sekali sementara Galungan Cina dirayakan setahun sekali. Salah seorang umat Hindu keturunan Tionghoa Made Okta mengaku sudah sembilan tahun bersembahyang di konco ini setiap perayaan Imlek.

“Meskipun kami telah memeluk agama Hindu, namun kami tetap menjaga tradisi leluhur kami. Caranya ya tetap melaksanakan peribadahan ketika Imlek,” tegasnya. Lalu apa saja yang dibawa ketika melaksanakan peribadatan Imlek? Ia menjelaskan, sama halnya ketika bersembahyang ke pura, di sini pun kami membawa pejati, canang dan lilin itu kalau Hindu kita bawa pejati sekalian sesari,” terangnya.

Okta berharap di tahun yang akan datang rezeki dan anugerah senantiasa diberikan untuknya. “Yah berharap tahun ini diberi limpahan rezeki dan selalu diberi keselamatan,” harapnya. (aka/tya/aim/jpg)

Print Friendly, PDF & Email
Tags: akulturasibaliimlektionghoa
Share9TweetSendShare

Bergabung dengan WhatsApp Grup Bontang Post untuk mendapatkan informasi terbaru: Klik di Sini. Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News.

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Previous Post

Gunung Karangetang Erupsi, Lava Pijar Isolasi Kampung Batubulan

Next Post

Kaltim Impor Komoditas Rp62,9 Triliun

Related Posts

Memaknai Perayaan Imlek di Bontang, Menautkan Harapan di Tahun Ular
Bontang

Memaknai Perayaan Imlek di Bontang, Menautkan Harapan di Tahun Ular

28 Januari 2025, 17:00
Kelenteng Thien le Kong Samarinda Siapkan 1.000 Angpau di Malam Puncak Imlek 2576
Kaltim

Kelenteng Thien le Kong Samarinda Siapkan 1.000 Angpau di Malam Puncak Imlek 2576

28 Januari 2025, 14:41
Selamat Imlek, Simak Nasib dan Hoki 12 Shio pada Tahun Macan Air
Lifestyle

Selamat Imlek, Simak Nasib dan Hoki 12 Shio pada Tahun Macan Air

1 Februari 2022, 09:49
Jadi Pelancar Rezeki, Ini Resep Kue Mangkok Khas Imlek
Ragam

Jadi Pelancar Rezeki, Ini Resep Kue Mangkok Khas Imlek

26 Januari 2020, 11:00
Anggota DPR ini Pastikan Polri Netral Di Pilpres 2019
Nasional

Antisipasi Konflik, Polri Monitor Perayaan Imlek di Seluruh Wilayah

1 Februari 2019, 17:00
Erupsi Gunung Agung Mulai Mereda, Kegiatan Usaha Bali Mulai Pulih
Breaking News

Erupsi Gunung Agung Mulai Mereda, Kegiatan Usaha Bali Mulai Pulih

24 April 2018, 07:45

Terpopuler

  • Tiga Rumah Sakit di Bontang Dapat Peringkat Merah Properlink Daerah

    Tiga Rumah Sakit di Bontang Dapat Peringkat Merah Properlink Daerah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sopir Angkot dan Taksi Online Cekcok di Depan Terminal Bontang, Ini Penyebabnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bermodal Motor Curian, Warga Tanjung Laut Bontang Selundupkan 700 Gram Sabu dari Malaysia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pipa Induk Bocor Akibat Pekerjaan Drainase, 3.000 Pelanggan PDAM di Bontang Baru Terkena Dampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makan Bergizi Gratis di Bontang Dilaksanakan Pekan Depan, Baru Menyasar 50 Persen Sekolah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Indeks Berita
  • Redaksi
  • Mitra
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Kontak

© 2020 Bontangpost.id - Developed by Vision Web Development.

No Result
View All Result
  • Home
  • Bontang
  • Kaltim
  • Nasional
  • Advertorial
    • Advertorial
    • Pemkot Bontang
    • DPRD Bontang
  • Ragam
    • Infografis
    • Internasional
    • Olahraga
    • Feature
    • Resep
    • Lensa
  • LIVE

© 2020 Bontangpost.id - Developed by Vision Web Development.