BONTANG – Plt Direktur Perusda Aneka Usaha dan Jasa (AUJ) Sony Suwito angkat bicara terkait bengkel PT Bontang Transport. Sony mengatakan, hanya satu bengkel yang dimiliki. Sementara bengkel di Samarinda gagal beroperasi.
Ditemui di Balaikota, Sony memaparkan bahwa dari penyertaan modal kepada perusda sebesar Rp 16,9 miliar, Rp 1 miliar diberikan kepada Bontang Transport. “Untuk jumlahnya (bengkel, Red.) tidak disebutkan,” ungkapnya.
Dalam perjalanan, perusda yang saat itu masih dipimpin Dandi Anggono meminta agar dibangun bengkel lagi di Samarinda. Hal itu juga disampaikan dalam laporan kepada Badan Pengawas (Bawas). “Perkara konsep bengkel saya tidak tahu. Apakah peralatannya sewa, gedungnya sewa, saya tidak tahu,” ujar Sony yang juga menjabat kepala Bawas Perusda AUJ.
Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Bontang itu mengaku, menyesalkan langkah yang diambil pendahulunya tersebut. Pasalnya, perusda sudah mengeluarkan biaya sekitar Rp 500 juta. “Sudah melakukan kerja sama. Sudah ada cost yang keluar. Tapi gagal beroperasi,” tegasnya.
Sebagai mantan kepala Bagian Hukum Sekretariat Kota Bontang, Sony cukup mengetahui terkait alur penyertaan modal kepada perusda. Menurutnya, sebelum pemkot menggelontorkan dana, perusda lebih dulu memberikan kajian. Kajian tersebut lalu diserahkan kepada Unair untuk diperbaiki. “Ibaratnya Unair diberikan barang mentah,” sebutnya.
Hasil kajian dari Unair lalu diberikan kepada pemkot untuk disetujui DPRD Bontang. Sebagai syarat diberikannya dana segar. Sayang, setelah anggaran dicairkan perusda justru tidak menggunakan hasil kajian tersebut. “Mereka malah menggunakan pola tersendiri.
Sebelumnya, Dandi Anggono menjadi orang yang paling dicari Kejaksaan Negeri (Kejari) Bontang. Dandi diperlukan untuk mencari titik terang dugaan korupsi di tubuh perusda.
Kejari telah menaikkan status ke penyidikan dan selangkah lagi akan menetapkan tersangka. Tim juga mulai mendalami adanya potensi korupsi di PT Bontang Transport, salah satu unit usaha perusda.
Saat audiensi dengan kejaksaan, Senin (24/7) lalu, mahasiswa menyampaikan kecurigaan terkait guyuran duit dari perusda yang hasilnya tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. “Kalau ada buktinya, silakan laporkan ke kami,” kata Kepala Seksi Pidana Khusus (Kasi Pidsus) Novita Elisabet Morong, kepada mahasiswa. (edw/jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: