bontangpost.id – Berbagai karya teknologi kreatif dipamerkan dalam Teknologi Tepat Guna (TTG) ke-IX di Bontang. Mereka yang ikut dalam ajang TTG se-Kaltim ini para juara di kabupaten/kota masing-masing. Untuk kemudian kembali dilombakan tingkat provinsi. Pemenang nanti, mewakili Kaltim di kancah nasional.
“Pemenangnya akan memboyong produknya ke Lampung untuk mewakili Kaltim,” ucap Kepala DPMPD Kaltim Anwar Sanusi, Rabu (10/5/2023).
Pun ia menyampaikan bahwa dengan program tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu inovasi kreatif dalam membantu mengentaskan kemisikinan di Kaltim.
“Ini bisa menjadi solusi untuk masyarakat mengembangkan kemampuan dan inovasinya. Selain itu bisa mendukung percepatan pembangunan wilayah di Kaltim,” sambungnya.
Salah satu yang menarik yakni kompor oli listrik. Inovasi asal Balikpapan ini memiliki keunggulan hemat bahan bakar, pemakaian listrik lebih hemat, dan membantu masyarakat yang terkendala distribusi dan harga elpiji yang cukup tinggi.
Sementara peserta dari Samarinda Danang Supriyadi, turut membawa produknya yang menjadi juara pertama lomba TTG di Kota Tepian.
“Saya punya produk filter air yang bisa mengurangi kandungan zat besi pada air. Menyasar rumah tangga, terutama yang sumber airnya dari sumur bor. Alhamdulillah sudah diuji kualitas airnya setelah difilter, dan saat ini juga sudah dikomersilkan. Penjualannya mulai dari Medan hingga Papua,” ucapnya.
Berangkat dari keinginannya untuk tidak menggunakan produk kimia sebagai penghilang kandungan besi pada air, ia menggunakan alternatif lain yakni pasir yang biasa digunakan sebagai media tanam bonsai.
“Karena menggunakan itu, jadi lebih ekonomis. Perawatannya pun lebih mudah,” tutupnya.
Sementara itu dari Bontang, ada produk TTG unggulan yakni es krim yang terbuat dari kepiting. Nienik Rakhmawati selaku pencetusnya mengatakan pernah dikunjungi oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Lipi).
“Mereka (Lipi) pernah mengunjungi kami untuk mencari tahu lebih jauh soal es krim ini. Karena bahan bakunya pun dari cangkang kepiting yang banyak dibuang. Alhamdulillah sudah pernah diundang ke talkshow Kick Andy juga,” katanya.
Pun saat ini produknya masih dalam proses pengurusan hak paten.
“Karena produk ini satu-satunya di Bontang, bahkan di Indonesia. Jadi harus segera dipatenkan,” pungkasnya.
Perempuan yang berdomisili di Kelurahan Api-Api itu menambahkan bahwa tidak menutup kemungkinan, ia akan terus mencoba berinovasi membuat olahan lain dengan memanfaatkan sumber daya di Bontang. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post