BONTANG – Musibah kebakaran di Madrasah Aliyah Darud Dakwah Wal Irsyad (MA DDI) Berbas Pantai beberapa waktu, membuat siswa MA DDI terpaksa sementara “numpang” di Madrasah Ibtidaiyah (MI) DDI, khususnya kegiatan belajar-mengajarnya.
Beruntung, lokasi MI DDI berhadapan langsung dengan MI DDI. Sehingga tak perlu repot untuk mencari lagi kelas sementara.
Namun demikian, karena jumlah kelas yang terbatas, sehingga waktu belajarnya harus dibagi dua waktu. Pagi harinya digunakan murid MA DDI mulai pukul 07.00-11.00. Selanjutnya mulai pukul 11.00-17.45 Wita digunakan oleh MA DDI. Karena terbatasnya waktu di siang hari, akhirnya berdampak pada berkurangnya jam belajar.
“Satu jam pelajaran yang biasanya 45 menit, sekarang hanya 35 menit saja,” kata Kepala MA DDI, Jamaluddin, saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi I DPRD, belum lama ini.
Saat ini kata Jamal, pihaknya memiliki rencana membangun ulang kembali gedung MA DDI. Hanya saja, opsi pembangunannya ada dua jenis. Pertama dibangun di lantai 3 gedung MI DDI, dan yang kedua membangun ulang di bagian utara sekolah MI DDI.
“Prioritas utama kami sementara di lantai tiga MI DDI. Kalau bangun kembali di lahan satunya, akan memakan biaya yang sangat banyak. Sementara kalau di lantai 3 gedung MI, biayanya tidak seberapa. Setelah dibangun di lantai 3 nanti, baru kami berencana akan membangun di lahan yang baru,” ujarnya.
Dengan adanya wacana pembangunan gedung baru ini, pihaknya berharap akan ada bantuan dari berbagai pihak. Sehingga pengerjaan gedung bisa juga cepat rampung dan bisa ditempati untuk tempat belajar-mengajar.
“Kami sudah menyebar proposal-proposal berbagai instansi. namun hingga saat ini belum ada jawaban dan kepastian,” sebut Jamal.
Terpisah, Kepala Kemenag Bontang Sulaiman Anwar menambahkan, atas musibah yang dialami MA DDI beberapa waktu lalu, dari Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI menanggapi serius kejadian tersebut. Kata dia, pembangunan ini diharapkan bisa menjadi salah satu prioritas di tahun ini.
“Pasca kejadian, dari Kanwil Kemenag Kaltim juga sudah meninjau langsung dan dibuatkan berita acaranya untuk dilaporkan ke Dirjen. Semoga dari Kemenag Pusat dan Pemkot Bontang bisa mengalokasikan anggarannya untuk pembangunan MA DDI ini sehingga fasilitasnya lebih memadai dan jam belajarnya bisa kembali normal,” harap Sulaiman.
Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi I DPRD Bontang Abdul Malik mengatakan, berdasarkan regulasi, prioritas bantuan Pemkot saat ini diprioritaskan untuk ke lembaga sekolah negeri saja. Sehingga apabia ada bantuan ke sekolah swasta, dikhawatirkan akan mejadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
“Nanti kami cari dari mana pos-pos yang memunginkan. Karena hal ini ini masih menjadi diskusi kami di internal DPRD,” sebutnya.
Selain itu, Abdul Malik berharap, di momentum Ramadan mendatang, semoga bisa membantu MA DDI untuk bisa mendapatkan banyak bantuan. Pasalnya kata Malik, di momentum Ramadan nanti budaya zakat, infak, dan sedekah di masyarakat cenderung lebih meningkat. “Semoga momentum Ramadan nanti bisa menjadi berkah,” sebutnya.
Ditambahkan anggota Komisi I lainnya, Kaharuddin Jafar, dia menyarankan untuk mengusulkan bantuan anggaran di 2019 nanti. Pasalnya di 2018 ini, pembahasan angaran sudah ditutup. Selain itu, dia juga meminta agara bantuan nantinya tidak timpang tindih dengan yang lain.
“Saya sarankan untuk kirim proposal juga ke provinsi. Proposalnya nanti bisa dititipkan ke saya,” ucapnya menawarkan.
RDP yang digelar di ruang rapat Sekretariat DPRD itu juga turut dihadiri Kasi Kurikulum SMP Disdik Bontang, Saparuddin, Kasi Pendidikan Islam Kemenag Tasnim Muin, serta beberapa guru dari MA DDI Berbas Pantai. (bbg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: