Klaim Angka Pengangguran di Samarinda Berkurang 2 Persen
SAMARINDA – Wakil Wali Kota Samarinda, Nusyirwan Ismail memberikan banyak catatan penting pada pembukaan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kota Samarinda di Ballroom Lantai VI Bankaltim, Jalan Jenderal Soedirman, Samarinda Kota, Selasa (14/3) kemarin.
Secara khusus, dalam Musrenbang bertajuk “Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi Sektor Unggulan Daerah” itu, dia lebih menekankan pada pemantapan keuangan daerah. Selain meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari berbagai sektor unggulan dan potensial, juga memperhatikan pada sisi pos belanja.
Terutama agar semua program kerja yang dibiayai dengan APBD harus sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahunan.
“Jangan lagi ada program yang keluar dari RPJMD. Sehingga, sasaran pembangunan yang sudah disusun secara baik dalam RPJMD itu bisa tercapai,” ujar Nusyirwan mewakili Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang di hadapan para kepala Organisasi Pemerintah Daerah (OPD), unsur pimpinan DPRD Samarinda, serta perwakilan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD).
Agar semua program berjalan secara baik, kata dia, semuanya harus berangkat dari perencanaan baik. Dengan demikian, harus bersandar pada hasil Musrenbang dari tingkat terbawah. Mulai dari level kelurahan, kecamatan, hingga ke tingkat kota.
“Kami juga dengan sangat memohon dukungan dari DPRD untuk menyinergikan semua program yang ada. Terutama untuk terus mengacu pada hasil Musrenbang dari tingkat terbawah sesuai kebutuhan masyarakat,” pintanya.
Sementara dari sisi pendapatan, sebut Nusyirwan, ada banyak sektor yang bisa diharapkan. Di antaranya pada perindustrian dan perdagangan, serta sektor jasa. Bahkan dia menyebut sektor jasa termasuk jasa pariwisata sebagai sektor yang paling minim risiko.
“Tidak ada risiko kerusakan lingkungan dan lain sebagainya. Yang ada justru menyenangkan semua pihak,” tukasnya.
Diakui Nusyirwan, saat ini memang kondisi keuangan dari nasional hingga daerah sedang sulit. Tentunya itu berimbas luas ke masyarakat. Kendati demikian, tingkat pengangguran di Samarinda justru berkurang.
Dari data 2014 menunjukan angka pengangguran di Kota Tepian mencapai 7,5 persen. Sementara data terkini sudah berada pada angka 5,5 persen.
“Artinya angka pengangguran berkurang 2 persen. Ini bisa jadi karena sudah terserap bekerja, dan ada juga yang pulang ke kampung halamannya masing-masing. Yang jelas angkanya menunjukkan penurunan. Sementara tingkat kemiskinan memang naik tapi tidak seberapa. Saat ini angka kemiskinan tetap berada di bawah 5 persen,” pungkasnya. (kmf3/gun)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: