bontangpost.id – Dian Hanurani bersama puluhan anggota Asosiasi Industri Kerajinan (Asik) Bontang berbondong-bondong menyambangi Gedung Smart Center. Terletak di Jalan MT Haryono, Kelurahan Api-Api, Kecamatan Bontang Utara, Senin (24/8/2020) siang. Kehadiran mereka hendak menanyakan soal dana hibah bagi pelaku Usaha Kecil Miko Menengah (UMKM). Ini merupakan program pemerintah pusat sebagai insentif penggerak ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
Bukan cuma Dina dan anggota Asik yang hadir, juga ada puluhan orang lain. Sebagaian besar perempuan. Mereka perwakilan Asosiasi Pedagang Makanan dan Minuman (Asmami) Bontang. Meski datang dari dua kelompok berbeda, namun tujuan mereka satu jua: menanyakan kejelasan dana hibah tersebut.
Mereka menuntut kejelasan bantuan ini. Pasalnya, sejak digaungkan Presiden Joko Widodo, dan sudah mau masuk penutupan calon penerima dana, Dinas Koperasi Dinas Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Diskop UKMP) Bontang tidak pernah menginformasikan apalagi mensosialisasikan ini. Kelompok UKM Bontang yang tiba di Smart Center kala itu menerima informasi justru dari jaringan mereka yang berada di kementerian. Bukan dari pemerintah daerah. Dalam hal ini Diskop-UKMP Bontang.
“Kami butuh kejelasan. Kok mau ditutup tapi tidak ada kami dikasihkan informasi,” ujar Dian kepada bontangpost.id.
Adapun dari Informasi yang diterima Dian, bila bantuan tembus, mereka bisa menerima dana segar Rp 2,4 juta. Ini sangat bernilai bagi mereka. Khususnya pelaku industri kreatif rumahan. Sebab selama pandemi, terhitung sejak April 2020 hingga kini, pendapatan mereka nyaris nihil. Alias tak ada sama sekali. Jelasnya, bagaimana produk mereka mau laku di pasaran kalau pembatasan ada di kanan-kiri. Publik dilarang travelling. Padahal di sanalah napas bisnis ini. Dari pelancong yang beli buah tangan khas Bontang, Kalimantan Timur.
“Siapa mau beli oleh-oleh (buah tangan, Red.) kalau sekarang dilarang keluar kota? Ya itu kerajinan kami berdebu saja, tidak ada yang beli,” ujarnya.
Bila anggota Asik menerima bantuan ini, kata Dian, untuk sementara mereka bakal alih profesi. Dari buat kerajinan tangan menjadi jualan masker kain. Karena sekarang pandemi, itu yang dibutuhkan. Itu juga merupakan kiat bagi mereka untuk bertahan hidup. Agar dapur tetap berasap.
“Pakai modal kerjakan yang lain dulu untuk sementara. Sampai selesai pandemi ini,” bebernya.
Usai menunggu sekira satu jam, anggota Asik dan Asmami akhirnya diterima Kabid Koperasi dan UMKM Diskop UKMP Bontang, Yusran. Sekira pukul 11.30 Wita. Di sana mereka kemudian diskusi serta meminta penjelasan dinas terkait.
Dari sana, Diskop-UKMP menjelaskan, pemkot bukannya tak mau menginformasikan soal dana hibah itu kepada pelaku UKM. Tapi pemkot sedang melakukan pendataan. Pelaku UKM yang sudah menerima BLT dari Provinsi Kaltim atau Pemkot Bontang tidak boleh dapat lagi dari pemerintah pusat.
“Katanya lagi lakukan pendataan,” beber Dian.
Asosiasi UMKM menuntut transparansi pemkot dalam verifikasi data calon penerima hibah. Pasalnya ketika mereka meminta Bidang Koperasi Diskop-UKMP membuka data yang mereka himpun, ternyata ada nama yang sudh menerima di provinsi atau kota, tapi datanya dimasukkan.
“Katanya tidak boleh double. Jadi kami minta transparansinya. Siapa diberi, kenapa diberikan,” pinta Dian.
Adapun dari BLT provinsi, sekitar 120 pelaku UMKM dari 150 anggota Asmami Bontang menerima bantuan. Besarannya Rp 750 ribu rupiah. Sementara seluruh anggota Asik yang junlahnya 76 orang tidak dapat jatah sama sekali.
“Sebenarnya tujuan kami ke sini cuma butuh kejelasan dan transparansi Diskop-UKMP,” pungkasnya.
Sementara, Kabid Koperasi Diskop-UKMP Bontang, Yusran mengatakan, pihaknya tak menahan informasi soal hibah. Murni karena sedang mensortir nama calon penerima dana.
Kata dia, syarat penerima dana pusat ini ialah pelaku UMKM aktif yang dibuktikan dengan kepemilikan izin usaha, miliki nomor induk kependudukan (NIK) KTP-el, dan tidak pernah terima bantuan lain. Baik BLT pusat lainnya, BLT provinsi atau kota. Jika syarat itu tak terpenuhi, praktis nama calon penerima dieliminasi.
“Kami enggak terima kalau sudah dapat di tempat lain. Kasih lah kesempatan yang belum dapat,” katanya ketika dikonfirmasi.
Kata Yusran, hingga Senin (24/8/2020) sudah masuk 1.020 nama calon penerima. Kesemuanya masih disortir, sampai kemudian nama mereka disodorkan ke pusat.
“Kami verifikasi dua kali. Terus kirim ke pusat. Enggak ada batasan berapa yang dikirim. Karena nanti pusat verifikasi lagi,” pungkasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post